BareskrimPolri telah menyita sejumlah barang bukti berupa uang dan barang dalam kasus investasi bodong yang menjerat Indra Kenz. Bukti yang disita adalah dokumen dan alat bukti elektronik, mobil mewah Tesla dan Ferarri, serta tiga unit rumah di Deli Serdang, Sumatera Utara. Selain itu, Bareskrim Polri menyita sebidang tanah dan bangunan di
Timmulai mengidentifikasi pro dan kontra setiap opsi dan mengeliminasi alternatif dari pilihan-pilihan itu. Ada beberapa cara umum di mana tim dapat menganalisis dan mempertimbangkan bukti opsi: Daftar pro dan kontra. Analisis SWOT. Matriks keputusan. Langkah 5: Pilih dari sejumlah alternatif. Langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan akhir.
Setelahlulus dari SMK, secara garis besarnya ada 4 (empat) alternatif pilihan karir, diantaranya : a. Memasuki dunia kerja dan dunia industri b. Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi c. Mengikuti kursus atau pelatihan d. Memasuki kehidupan berkeluarga. Lulusan SMK dengan keahlian atau keterampilannya dipersiapkan untuk
alternatifterbaik dari sejumlah alternatif, alternatif yang memiliki nilai bobot tertinggi adalah alternatif pilihan yang memiliki nilai prioritas tertinggi. Berdasarkan metode ini akan didapatkan hasil peringkat atau (rank) yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam menentukan pengambilan keputusan. Hasil dari proses perhitungan
Tadisore Omjay membaca berita di wa group. Telah terjadi kecelakaan mobil dan motor di jalan alternatif Cibubur Jatikarya Bekasi. Itu adalah jalan alternatif yang sering omjay gunakan untuk ke Cibubur dari Bekasi. Ada 8 orang tewas dan 6 luka berat. Sisanya hanya luka ringan saja. Mereka dibawa ke beberapa rumah sakit terdekat.
restoran yg menyajikan aneka masakan di gerai.
Keempat kata di atas merupakan kata-kata yang kerap digunakan untuk menyatakan pilihan atau melakukan tindakan memilih. Pada dasarnya, keempat kata tersebut pun merupakan kata kerja yang sama-sama memiliki arti “memilih”. Nah, sampai di sini kira-kira tambah bingung, nggak, tentang bagaimana cara membedakan keempat kata tersebut? Ternyata, meski dapat digunakan secara bergantian, keempatnya sebenarnya memiliki sedikit perbedaan dalam “cara” memilih. Berikut ini akan kami coba jelaskan bagaimana perbedaan keempat kata tersebut. Perhatikan pula contoh-contoh kalimat yang juga kami sertakan dalam penjelasan di bawah ini. Choose CHOOSE merujuk pada pilihan atau tindakan memilih yang hati-hati. Kata ini lebih tepat digunakan bila seseorang menganalisis berbagai pilihan yang ada dan memikirkan pro-kontra akan pilihan-pilihan tersebut. Seseorang akan memiliki preferensi dalam memilih sesuatu setelah melalui pertimbangan. Kata ini merupakan kata kerja berbentuk present participle, sedangkan bentuk past simple-nya adalah chose, dan past participle-nya adalah chosen. Contoh We choose to have a simple wedding and use the money for a startup business instead. Kami memilih pernikahan sederhana dan menggunakan uang yang ada untuk memulai bisnis I like all the options, so I’m fine with whatever you choose. Saya suka dengan semua pilihan yang ada, jadi saya oke dengan apa pun yang kamu pilih Dad was chosen as the speaker note in a conference. Ayah terpilih sebagai pembicara utama di sebuah konferensi Elect ELECT lebih identik dengan pilihan atau tindakan memilih yang berbasis voting. Kata ini sering digunakan secara bergantian dengan select dan meski keduanya merupakan sinonim, tetapi bila proses pemilihannya berkaitan dengan urun suara terbanyak, maka kata elect lebih tepat digunakan. Contoh Joko Widodo is elected as the president of Republic Indonesia for 2014-2019 period. Joko Widodo terpilih sebagai presiden Republik Indonesia untuk periode 2014-2019 We should never elect a corrupt leader. Kita jangan pernah memilih seorang pemimpin yang korup She’s been elected as the new leader of her party by 241 votes, beating her three other candidates who were her senior. Ia terpilih sebagai ketua partai yang baru dengan 241 suara, mengalahkan tiga kandidat lain yang merupakan seniornya Select SELECT lebih merujuk pada tindakan memilih sesuatu dari kelompok, grup, atau golongan. Kata ini terasa lebih formal ketimbang choose. Dalam perbandingannya dengan choose pun kata ini terasa lebih memiliki unsur kompetisi dan lebih jarang digunakan sebagai kata kerja. Contoh He is one of the three people who are selected for the scholarship. Dia merupakan salah satu dari tiga orang yang terpilih sebagai penerima beasiswa She’s selected the sleeveless wedding dress with lace. Ia memilih baju pengantin yang berenda dan tanpa lengan The manager has to select the best applicants for new recruits in his office. Sang manajer harus memilih pelamar terbaik sebagai karyawan baru di kantornya Pick PICK merupakan kata yang paling terasa kasual dan informal di antara keempat verba dalam artikel ini. Namun, bila dibandingkan dengan choose dan select, pick tidak terlalu membutuhkan pertimbangan yang mendalam. Seseorang akan “pick something” karena hal tersebut adalah hal pertama yang ia lihat, misalnya. Kata ini juga Contoh I will just pick the cheapest one from the shelf and get out of the store as soon as possible. Saya akan memilih yang paling murah dari rak tersebut dan secepatnya keluar dari toko You can pick which ever clothes you like. Kamu bisa memilih baju mana pun yang kamu suka I think my parents were lying when they said they couldn’t pick which one of their children that they love the most. I believe I’m their favorite. Kurasa orangtuaku berbohong saat mereka bilang bahwa mereka tidak bisa memilih mana anak yang paling mereka sayangi. Aku yakin akulah anak favorit mereka Kini cobalah untuk mengerjakan soal-soal latihan di bawah dengan mengisi bagian kalimat yang kosong dengan choose, elect, select, maupun pick. Perhatikan baik-baik mana kata yang paling tepat untuk digunakan dalam kalimat di bawah ini melalui penjelasan yang telah kami berikan di atas. Selamat belajar! I think I flunked my test. I really didn’t know which answer to ____ for half of the questions. Now, I want you to ____ three numbers from 1 to 99 and wait for my next instruction. She accidentally ____ the most raw avocado and it tastes bitter as hell. Have you ____ your order yet, Ma’am? Mom was too overwhelmed by the options, she couldn’t ____ which one she liked the most. Tomorrow, she will come and ____ some books to borrow from my collection. The panel of jury has ____ top three contestants to compete in the final round. The ____ mayor won the election by rigging the ballot box. Mom ____ out the least interesting topic on dinner tonight and everybody was too lazy to chime in. I’m afraid I ____ the wrong person to do this job. Jawaban 1. Choose 2. Pick 3. Picks 4. Choosen 5. Choose 6. Select 7. Selected 8. Elected 9. Picked 10. Chose
TUGAS EKONOMI TEKNIK “PEMILIHAN ALTERNATIF” “Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Teknik” Nama FRIDA MASLIKHAH Nim 101710101064 Kelas A JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2011 PENDAHULUAN Dalam pemilihan alternatif, kelima metode evaluasi investasi yang telah dibicarakan NP, AE, IIR, BCR, dan PBP dapat dipergunakan dan akan konsisten satu sama lainnya, kecuali untuk metode playback period. Namun, dalam penerapannya perlu pula diperhatikan umur dari masing-masing alternatif sehingga dalam membandingkan terpenuhi kaidah-kaidah indikator perbandingan, yaitu a. Indikator harus sama b. Bernilai tunggal Kelima metode evaluasi investasi yang telah dibicarakan dapat dipergunakan dalam rangka pemilihan investasi, tentu saja dengan memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alternatif dalam menetapkan metode apa yang sebaiknya dipergunakan. Pemilihan alternatif merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan apakah suatu rencana investasi yang akan dilaksanakan tersebut sudah merupakan pilihan yang terbaik optimal atau belum. ISI Pemilihan alternatif merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan apakah suatu rencana investasi yang akan dilaksanakan tersebut sudah merupakan pilihan yang terbaik optimal atau belum. Suatu rencana sudah layak belum berarti sudah optimal jika alternatif yang disediakan baru satu-satunya. Untuk menjamin suatu pilihan sudah optimal, tentu setidaknya tersedia sejumlah alternatif layak yang perlu dipilih salah satu yang terbaik diantaranya. Oleh karena itu perlu disiapkan alternatif-alternatif yang cukup untuk dipilih Giatman, 100. Dalam suatu proses pemilihan alternatif investasi, hanya dapat dilakukan bila disertai dengan pemahaman yang baik terhadap permasalahan teknis pada bidang investasi yang direncanakan. Sebagai contoh, dalam perencanaan pengadaan mesin-mesin pengolahan produk agroindustri., perlu ditunjang dengan berbagai pengetahuan tentang teknis mesin pengolahan. Hal ini akan lebih baik jika dilakukanoleh tim yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dalam mempertimbangkan keputusan layak atau tidaknya sebuah alternatif Suryaningrat, 39. Tiga jenis alternatif yang digunakan dalam studi ekonomi teknik adalah 1. Independent pemilihan dan penolakan suatu alternatif tidak mempengaruhi alternatif lain diterima/ditolak. Bila ada dua alternative A dan B, maka alternatif-alternatif dikatakan independen jika penolakan terhapap suatu alternatif tidak mengakibatkan apakah alternatif lainnya diterima atau ditolak. 2. Mutually Exclusive pemilihan suatu alternatif mengakibatkan penolakan /penerimaan alternatif lain. Sehingga pada pemilihan alternatif seperti ini hanya dipilih satu alternatif yang terbaik sesuai dengan kriteria. 3. Contingen atau Conditional bergantung pemilihan alternatif bergantung pada satu atau lebih alternatif lain yang menjadi prasyarat Suryaningrat, 40. Selain tiga alternatif yang disebukan diatas, satu hal yang perlu mendapat perhatian dalam memilih alternatif investasi adalah alternatif tidak mengerjakan sesuatu atau tetap pada kondisi semula, atau lebih dikenal dengan alternatif “do nothing”. Meskipun tidak memerlukan biaya, alternatif ini harus dipertimbangkan secara cermat, karena ongkos kesempatan tetap akan terjadi Suryaningrat, 40. Pada kondisi tertentu alternatif “do nothing” juga dapat memberikan dampak kehilangan daya saing atau kehilangan pangsa pasar atau berkurangnya konsumen. Kondisi tersebut misalnya pada sebuah perusahaan atau agroindustri yang tidak mengikuti perkembangan teknologi misalnya teknologi pengolahan produk dengan drying, frying technology atau teknologi pengemasan, sehingga akan tertinggal dari produk yang lain yang berdampak pada penjualan. Seorang manajer harus selalu memperhatikan alternatif ini., apakah akan menjadi inovator atau dikuasai oleh perubahan mastered by change. Kegagalan yang sering terjadi dalam menganalisis alternatif “do nothing” adalah karena terbatasnya dalam melihat biaya-biaya yang terjadi di lur pabrik dan fasilitas distribusi Suryaningrat, 40. Tujuan dalam memilih alternatif adalah untuk mendapatkan keuntungan ekonomis yang optimal. Oleh karena itu kriteria pemilihan akan dipengaruhi oleh stuasi alternatif yang akan dipilih sebagai berikut Situasi Kriteria Input fixed / tetap Þ max. Output Output fixed / tetap Þ min. Input Input-output tidak tetap Þ optimasi max. Output Giatman, 100. Dalam pemilihan alternatif, kelima metode evaluasi investasi yang telah dibicarakan NP, AE, IIR, BCR, dan PBP dapat dipergunakan dan akan konsisten satu sama lainnya, kecuali untuk metode playback period. Namun, dalam penerapannya perlu pula diperhatikan umur dari masing-masing alternatif sehingga dalam membandingkan terpenuhi kaidah-kaidah indikator perbandingan, yaitu c. Indikator harus sama d. Bernilai tunggal Kelima metode evaluasi investasi yang telah dibicarakan dapat dipergunakan dalam rangka pemilihan investasi, tentu saja dengan memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alternatif dalam menetapkan metode apa yang sebaiknya dipergunakan Giatman, 100-101. A. Pemilihan Alternatif dengan Metode Net Present Value NPV Pemilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif dengan metode NPV, umumnya alternatif tersebut harus sama. Jadi, nilai NPV dari setiap alternatif belum bisa dipakai sebagai indikator perbandingan antara alternatif kecuali jika umur setiap alternatif sudah sama. Oleh karena itu, sebelum analisis dilakukan perlu terlebih dahulu diperhatikan umur dari masing-masing alternatif, yaitu a Umur masing-masing alternatif sama b Umur masing-masing alternatif berbeda c Umur alternatif tidak berhingga Giatman, 101. 1 Jika Umur Masing-masing Altrnatif Sama Jika umur masing-msing alternatif sudah sama, analisis pemilihan alternatif dapat langsung dilakukan dengan prosedur analisis sebagai berikut. Þ Hitung NPV dari masing-masing alternatif dengan formula NPV = S CFt FBPt di mana = FBP faktor bungan present. Þ Bandingkan NPV masing-masing alternatif Þ Keputusan NPV terbesar merupakan alternatif terbaik. Contoh Suatu rencana investasi dalam bidang produksi komponen manufaktur diketahui ada tiga alternatif teknologi yang dapat diterapkan, yang terdiri dari teknologi konvensional, teknologi mekanis, dan teknologi semi otomatik kontrol. Setiap pilihan teknologi akan memberikan efek cash flow yang berbeda, yaitu sperti tertera pada tabel cash flow berikut. Alternatif Uraian A B C Investasi Annual Benefit Annual Cost Nilai Sisa Umur Investasi Suku Bunga Rp 1200 jt Rp 350 jt Rp 125 jt Rp 350 jt 10 thn 8% Rp 2000 jt Rp 600 jt Rp 250 jt Rp 750 jt 10 thn 8% Rp 2600 jt Rp 750 jt Rp 375 jt Rp 550 jt 10 thn 8% Diminta Analisis dan tentukanlah alternatif terbaik. Penyelesaian Karena ketiga alternatif umur investasinya sama yaitu 10 tahun, analisis dapat dimulai dengan menghitung NPV dari masing-masing alternatif. Alternatif A NPV = S CFt FBPt dimana FBP = faktor bunga present NPV = - I + AbP/A,i,n + SP/F,i,n – AcP/A,i,n NPV = -1200 + 350P/A,8,10 + 350P/F,8,10 – 125P/A,8,10 NPV = -1200 + 350 + 350 – 125 NPV = + Rp 471,87 juta → layak ekonomis Dengan cara yang sama dapat dihitung pula alternatif B dan alternatif C sehingga didapati untuk alternatif B adalah + Rp 695,90 juta → layak ekonomis dan alternatif C sebesar + Rp 171,01 juta → layak ekonomis dari hasil perhitungan NPV ketiga alternatif tersebut diketahui NPVB = Rp 695,90 juta merupakan yang paling besar, maka kriteria sebelumnya disimpulkan alternatif B merupakan pilihan terbaik Giatman, 102-103. 2 Jika Umur Masing-masing Alternatif Tidak Sama Bila umur alternatif tidak sama, perhitungan NPV masing-masing alternatif belum dapat dilakukan. Oleh karena itu, sebelumnya perlu dilakukan proses penyamaan umur alternatif. Proses penyamaan umur alternatif ini dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu a. Metode penyamaan umur dengan angka Kelipatan Persekutuan Terkecil KPK; b. Metode penyamaan umur dengan umur alternatif terpanjang; c. Metode penyamaan umur dengan suatu umur yang ditetapkan Giatman,103. a. Menyamakan Umur dengan Metode KPK Metode ini mengasumsikan setiap alternatif akan dilakukan “re-invstasi semu” sebanyak hasil bagi KPK dengan umur alternatif yang bersangkutan dikurang satu. Dengan demikian, cash flow yang akan diperhitungkan merupakan cash flow keseluruhan sepanjang umur KPK tersebut Giatman,104. Metode KPK mempunyai kelemahan, dimana jika umur masing-masing alternatif bukan merupakan bilangan istimewa atau jumlah alternatif terlalu banyak, akan diperoleh nilai KPK yang cukup besar. Artinya akan terjadi sekian kali re-investasi semu, yang tentu saja akan menjadikan alternatif gabungan menjadi tidak ideal lagi. Jika terjadi hal demikian, biasanya tidak dilakukan analisis NPV dan dapat diganti dengan analisis Annual Ekuivalen Giatman,107. b. Metode Penyamaan Umur dengan Umur Alternatif Terpanjang; Jika pada metode KPK, reinvestasi dilakukan pada semua alternatif, pada metode ini umur dipatok sama dengan umur terpanjang dari alternatif tersedia, dan yang lainnya tetap dilakukan reinvestasi semu sejumlah periode kekurangannya dengan memerhatikan nilai buku pada periode terpotong menjadi nilai sisa dari reinvestasi semuanya. Selanjutnya perhitunga NPV dilakukan dengan metode yang sama Giatman,107. c. Metode Penyamaan Umur dengan Umur Alternatif Terpendek; Kebalikan dari metode di atas, di mana umur diambil adalah alternatif terpendek, sehingga umur yang panjang dipotong dengan memerhatikan nilai buku BV sebagai nilai sisa dari alternatif terpotong Giatman,109. B. Memilih Alternatif dengan Metode Internal Rate of Return IRR 1. IRR dengan n Alternatif Sama halnya dengan metode sebelumnya, nilai IRR belum bisa menjelaskan apakah alternatif yang mempunyai IRR terbesar merupakan alternatif terbaik atau sebaliknya. Perhatikan Gambar berikut MARR1 maka NPV A > NPV B > NPV C, tetapi jika MARR2 maka NPV B > NPV C > NPV A. Oleh karena itu, nilai NPV akan dipengaruhi oleh posisi relatif MARR investasi Giatman,113. Gambar Grafik NPV dengan Tiga Alternatif Untuk bisa menjelaskan posisi relatif masing-masing alternatif, diperlukan analisis incremental IRR IRR Giatman,114. 2. Analisis Incremental IRR Metode incremental IRR konsepnya adalah membandingkan setiap alternatif dengan alternatif lain sehingga betul-betul akan diperoleh alternatif yang terbaik. Metode pemilihannya dapat di samakan dengan metode kompetisi dalam olahraga yang diawali dengan menyedet peserta melalui indikator tertentu, selanjutnya baru dilakukan pertandingan mulai dari sedet terendah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar berikut. Penyedetan untuk menentukan rangking sementara didasarkan pada investasi terkecil menuju investasi yang besar. Investasi terkecil terbaik sementara disebut dengan defender bertahan, terbaik berikutnya disebut dengan challenger penantang, sedangkan terbaik dari yang diperbandingkan disebut dengan winner pemenang Giatman,114-115. Analisis incremental IRR IRR merupakan kelanjutan dari analisis IRR jika jumlah alternatif yang tersedia tidak tunggal dan kita perlu menentukan rangking/prioritas alternatif. Hal ini terjadi karena IRR terbesar tidak dapat dipakai sebagai pedoman mentukan alternatif terbaik, dalam arti kata IRR terbesar tidak selalu menjadi yang terbaik, dalam arti kata IRR terbesar tidak selalu menjadi yang terbaik sebagaimana telah dijelaskan oleh grafik NPV pada Gambar di atas. Oleh karena itu, untuk menentukan alternatif mana yang terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia sangat ditentukan oleh di mana posisi MARR terhadap IRR Giatman, 114. Gambar Pola Pemilihan Alternatif Terbaik Prosedur analisis IRR 1. Identifikasi semua alternatif yang tersedia. 2. Hitung IRR masing-masingnya. Jika IRR MARR, maka altC menjadi terbaik, sebaliknya jika IRRC-D 1 CS 3,819 milyar B / CB = BB = 10 milyar = 1,509 > 1 CB 6,627 milyar B/C S dan B/C B > 1, berarti kedua proyek layak secara ekonomis karena B/C S > B/C B berarti proyek saluran lebih ekonomis daripada proyek bendungan, maka yang harus dilakukan adalah memilih saluran Suryaningrat 60-61. KESIMPULAN Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut 1. Pemilihan alternatif merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan apakah suatu rencana investasi yang akan dilaksanakan tersebut sudah merupakan pilihan yang terbaik optimal atau belum. 2. Pemilihan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif dengan metode NPV, umumnya alternatif tersebut harus sama. 3. Nilai IRR belum bisa menjelaskan apakah alternatif yang mempunyai IRR terbesar merupakan alternatif terbaik atau sebaliknya. 4. Analisis manfaat biaya B/C ratio adalah rasio atau perbandingan dari nilai ekuivalen manfaat-manfaat terhadap nilai ekuivalen biaya-biaya. B/C ratio digunakan sebagai kriteria keputusan dalam pemilihan alternatif proyek kepentingan umum pulic works dimana di dalam penerapannya, manfaat proyek dinikmati masyarakat luas, biaya ditanggung pemilik proyek pemerintah, badan sosial. Hasil analisis B/C ratio dinyatakan layak apabila memiliki nilai lebih besar atau sama dengan 1. DAFTAR PUSTAKA Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta PT Raja Grafindo Persada. Suryaningrat, 2011. Ekonomi TeknikTeori dan Aplikasi untuk Agroindustri. Jember Jember University Press.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian Pengambilan Keputusan Etis Dalam Djatmiko 2003 83, pengambilan keputusan adalah “Proses pengambilan pilihan dari sejumlah alternatif.” Salusu 2004 76 mengungkapkan perbedaan pengambilan keputusan etis dengan pengambilan keputusan lainnya terletak pada apa yang disebut sebagai prinsip-prinsip etis yang mendasari pengambilan keputusan etis dan pada fakta bahwa pengambil keputusan menerima prinsip yang dipersoalkan itu sebagai bagian dari pandangan moralnya berkaitan dengan persoalan baik dan buruk yang diketahui secara umum / keputusan yang baik secara moral dan legal di hadapan masyarakat umum. Etika juga menjelaskan pilihan-pilihan etis karena pemahaman terhadap etika menolong orang dalam mendekati pilihan yang membuatnya mengambil keputusan etis Simorangkir, 2003 11. Kualitas jasa konsultasi perpajakan merupakan fungsi dari kompetensi teknis dan pemahaman terhadap etika untuk dapat melakukan pertimbangan dalam membuat keputusan yang etis Ludigdo, 2007 52. Profesi konsultan pajak merupakan pekerjaan yang sarat dengan etika dan muatan moral. Dalam Brooks dan Dunn 2012 mengungkapkan kekeliruan yang sering dilakukan para pembuat keputusan dalam dunia bisnis 11 12 1. Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan pemegang saham tanpa memandang sisi lain di luar keuntungan dan pemegang saham. 2. Berfokus hanya pada legalitas atau hanya peduli dengan apakah suatu tindakan sesuai dengan aturan yang ada. 3. Keadilan yang terbatas, kadang-kadang pengambil keputusan bersikap adil hanya untuk kelompok yang disukai. Cara yang terbaik untuk menjamin suatu keputusan itu etis bila berlaku adil untuk semua pemangku kepentingan. 4. Konflik kepentingan, situasi dimana pengambil keputusan tidak dapat mengambil keputusan secara objektif. 5. Kegagalan mempertimbangkan motivasi dalam mengambil keputusan yang etis. Lawrence Kohlberg 1963 dalam Bertens 2013 61, menjelaskan teori perkembangan moral cognitive development theory mencakup penalaran remaja dan orang dewasa. Teori ini berpandangan bahwa perkembangan moral merupakan dasar dari perilaku etis. Perkembangan moral tidak terjadi karena pembawaan tetapi merupakan hasil interaksi manusia dengan lingkungan sosialnya. Dari teori Kohlberg tersebut, James Rest 1986 dalam Wittmer 2005 51 membuat sebuah model dalam pengambilan keputusan etis atau disebut 4 komponen seseorang dalam menghadapi dilema etika 13 Tabel Model 4 Komponen Rest 1986 Model 4 Komponen Uraian Rest I. Sensitivitas Etis Persepsi Etis Identifikasi dilema etis Pertimbangan - pertimbangan Dipengaruhi II. Pertimbangan Etis oleh apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis faktor – faktor individual mengenai III. Motivasi etis IV. Karakter Etis Niat untuk patuh atau tidak patuh dengan solusi yang ideal Mengacu pada sifat-sifat atau kepribadian Sumber Wittmer 2005 51 dalam terjemahan Indonesia 1. Komponen I komponen Rest yang pertama adalah sensitivitas etika atau persepsi etis yang merupakan adanya suatu keyakinan bahwa situasi memiliki implikasi etis / adanya keterlibatan etika dengan masalah tersebut. 2. Komponen II komponen kedua ini adalah pertimbangan etis, yang didefinisikan sebagai pertimbangan-pertimbangan mengenai yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis. Proses dari tahapan pertimbangan etis ini meliputi pemikiran etis dari pertimbangan profesionalnya seperti kompetensi profesi dan pemahaman etika profesinya dalam sebuah pemecahan yang ideal untuk sebuah dilema etis. 14 3. Komponen III motivasi etis dimulai dari adanya need atau kebutuhan pada diri individu yang menyebabkan timbulnya dorongan yang berfungsi memberi arah dari suatu perilaku untuk mengatasi atau memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri. 4. Komponen IV adalah karakter etis, yang mengacu pada sifat-sifat atau kepribadian seperti kekuatan ego, kekerasan hati ketekunan, ketabahan, dan keberanian dalam pengambilan keputusan yang etis. Berlandaskan pada model James Rest 1986 mengenai 4 komponen seseorang dalam menghadapi dilema etis tersebut digunakan faktor-faktor individual berupa persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial, sifat machiavellian dan pertimbangan etis konsultan pajak untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan etis berhubungan dengan penghindaran pajak yang dilakukan konsultan pajak. Shafer dan Simmons 2008, melakukan penelitian mengenai profesional pajak dalam mengambil keputusan etis dan menyebutkan bahwa keputusan etis oleh profesional pajak yang dimaksud adalah tidak membantu wajib pajak melakukan penghindaran pajak. Dalam penelitian ini juga, pengambilan keputusan etis konsultan pajak tentunya berhubungan dengan melakukan / tidak melakukan penghindaran pajak. 15 Penghindaran Pajak Pajak Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2007 mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan dalam Zain 2010 2, pajak adalah “Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. 1990 dalam Mardiasmo 2011 1 menyebutkan bahwa pajak “Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditujukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Sedangkan Prof. Dr. Adriani dalam Waluyo 2005 2, Pajak adalah sebagai berikut “Iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang yang oleh wajib membayarnya menurut peraturan umum undangundang dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.” Mengingat betapa pentingnya peran masyarakat untuk membayar pajak dalam pembiayaan negara, dituntut kesadaran warga negara untuk memenuhi kewajiban kenegaraan. Terlepas dari kesadaran sebagai warga negara, sebagian besar warga negara tidak memenuhi kewajiban membayar pajak. Dalam hal demikian disebut perlawanan terhadap pajak Sari, 2013 50. 16 Perlawanan terhadap pajak yang dilakukan oleh wajib pajak merupakan hambatan dalam pemungutan pajak. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kondisi negara dan masyarakat, maupun oleh usaha-usaha wajib pajak yang disadari atau tidak mempersulit pemasukan pajak dalam kas negara Pohan, 2013 22. Tax Hidrance Dalam Loen dan Meliana 2009 49, sebuah istilah yaitu Tax Hidrance, Tax berarti pajak dan Hidrance yang berarti hambatan, rintangan atau gangguan. Menurut Mardiasmo 2011 8, hambatan dalam pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu 1. Perlawanan pasif Pada perlawanan pasif, tidak ada usaha secara nyata dari wajib pajak untuk menghambat pemungutan pajak atau menghindari pajak melainkan karena tidak mengerti peraturan perundang-undangan perpajakan. 2. Perlawanan aktif Meliputi semua usaha untuk secara langsung ditujukkan kepada fiskus dengan tujuan menghindari pajak seperti, penghindaran pajak tax avoidance yaitu usaha wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara tidak melanggar undang-undang dan penggelapan pajak tax evasion yaitu usaha wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan melanggar undang-undang. 17 Tax Avoidance Menurut Lyons 1996 dalam Suandy 2008 7, tax avoidance adalah “Tax avoidance is a term used to describe the legal arrangements of tax payer’s affairs so as to reduce his tax liability. For example it is use to describe avoidance achieved by artificial arrangements of personal or business affair to take advantage of loopholes, ambiguities, anomalies or other deficiencies of tax law.” Tax Avoidance merupakan rekayasa agar beban pajak dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan celah peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan dan esensi sebenarnya dalam undang-undang perpajakan Suandy 2008 6. Penghindaran pajak Tax Avoidance seringkali menyangkut konsultan pajak yang terlibat di dalamnya. Secara sederhana, penghindaran pajak Tax Avoidance mengartikan tindakan konsultan pajak dalam meminimalkan kewajiban perpajakan para wajib pajak adalah dengan bergerak di ruang yang tidak diatur oleh undang-undang perpajakan yang dikenal dengan memanfaatkan loopholes celah Loen dan Meliana, 2009 51. Loen dan Meliana 2009 65 mengungkapkan bahwa dengan memperhatikan esensi tax avoidance, tentunya kerugian penerimaan pada kas negara akan terus berlangsung, mengingat definisi tax avoidance itu sendiri adalah meminimalkan beban pajak tanpa melanggar undang-undang. Bila seperti itu, maka negara telah menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh warganya sendiri. Dalam Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI, berhubungan dengan wajib pajak pun telah menyebutkan bahwa seorang konsultan pajak harus 18 menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan dengan bersikap jujur, mampu melihat mana yang benar, serta bersikap profesional dengan menggunakan pertimbangan moralnya dalam pemberian jasa yang dilakukan. Tentunya itu berarti bahwa konsultan pajak dilarang untuk menerima setiap ajakan / permintaan wajib pajak atau pihak lain untuk melakukan rekayasa atau perbuatan yang bertentangan dengan kode etik konsultan pajak. Kebanyakan konsultan pajak beranggapan bahwa pajak dipungut karena ketetapan undang-undang perpajakan. Artinya, setiap hal pada dasarnya boleh dilakukan selama belum secara konkret dilarang oleh undang-undang. Itulah yang kemudian menjadi esensi tax avoidance, dimana semua perbuatan meminimalisasi utang pajak sah untuk dilakukan, selama tidak diatur dengan rinci dalam perundang-undangan perpajakan yang tentunya sesuai dengan kepentingan mereka, yang di sisi lain berlawanan dengan maksud sebenarnya yang ada dalam undang-undang Loen dan Meliana, 2009 66. Dari penjelasan di atas tentu saja dapat disimpulkan bahwa tax avoidance itu adalah salah walaupun tidak melanggar undang-undang tetapi berlawanan dengan kode etik dan dapat merugikan negara Loen dan Meliana, 2009 68. Ethical Dilemmas Vignettes Dalam pengukuran pengambilan keputusan etis digunakan ethical dilemmas vignettes yang berarti sketsa. Sketsa dari Burton et al 1991, Davis dan Welton 1991 dan Cohen et al 1996 ini digunakan oleh Richmond 2001 19 dan Jiwo 2011 berdasarkan situasi dilema etika yang sering dihadapi dalam bisnis dan oleh para profesional akuntansi. Seperti pada instrumen sketsa dilema yang digunakan peneliti lain yaitu Difining Issue Test DIT dan Thorne’s Ethical Dilemmas TED, sketsa ini memiliki prinsip pengukuran yang sama, yaitu teori Kohlberg 1963 dan James Rest 1986 dalam menghadapi dilema etika. Sketsa dilema vignettes ini dipilih diantara sketsa dilema lain karena sketsa dilema lainnya berdasarkan etika secara universal sedangkan sketsa dilema vignettes ini berdasarkan situasi dilema etika yang sering dihadapi dalam bisnis dan oleh para profesional akuntansi. Sketsa dilema ini memungkinkan responden untuk menjadi actor dalam situasi dilema tersebut dan sketsa ini dapat menempatkan masalah etika dalam konteks yang realistis. Sebanyak tujuh sketsa digunakan untuk menentukan bagaimana penalaran etika, moral, evaluasi dilema etika konsultan pajak. Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial Persepsi Dalam Robbins 2006 169, persepsi adalah “Proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera dalam rangka memberikan makna pada lingkungan mereka.” Bimo Walgito 2004 89 mengungkapkan bahwa persepsi 20 “Merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti.” Persepsi seseorang itu penting dalam studi perilaku individu karena perilaku manusia didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa realitas yang ada. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan mendasari bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Persepsi disini berhubungan dengan etika dan tanggung jawab sosial. Etika dan Tanggung Jawab Sosial Etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia dan masyarakat seperti antropologi, psikologi, politik maupun ekonomi. Menurut Ludigdo 2007 21, etika adalah “Pemikiran dan pertimbangan moral yang memberikan dasar bagi seseorang maupun sebuah komunitas dalam melakukan suatu tindakan.” Dan Bertens 2013 5 mengartikan etika sebagai “Nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.” Sedangkan pengertian moralitas didefinisikan oleh Ernawan 2007 2, sebagai berikut 21 “Suatu sistem nilai yang memberikan petunjuk konkrit tentang bagaimana harus bertindak yang baik dan bagaimana cara menghindari tindakan yang tidak baik.” Bertens 2013 6, mendefinisikan moralitas adalah “Sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.” Etika dan moralitas memiliki arti yang sama, namun dalam pemakaian sehari-harinya ada sedikit perbedaan. Moralitas langsung menunjukkan inilah caranya untuk bertindak sedangkan etika justru mempersoalkan apakah harus dengan cara ini untuk bertindak, jadi etika merupakan sikap kritis masyarakat dalam merealisasikan moralitas Ernawan, 2007 4. Isu penting yang tengah menjadi perhatian dunia usaha baik dalam maupun luar negeri adalah masalah yang berkaitan dengan etika dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap eksistensinya dalam masyarakat, yang dikenal dengan corporate social responsibility CSR. Motivasi utama setiap perusahaan yang tidak memperhatikan dan tidak menerapkan nilai-nilai moral, hanya berorientasi pada laba tujuan jangka pendek sudah tentu adalah meningkatkan keuntungan semata Ernawan, 2007 108. Saat ini konsep Corporate Social Responsibility CSR merupakan respon dari tindakan perusahaan yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Dalam Wibisono 2007 mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen bisnis untuk secara terus menerus berperilaku etis dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta 22 meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas pada umumnya Agoes dan Ardana, 2009 89. Keraf 1998 dalam Agoes dan Ardana, 2009 93. mengungkapkan alasan-alasan yang menentang adanya konsep tanggung jawab sosial perusahaan diantaranya a. Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya mencari keuntungan, bukan merupakan lembaga sosial. b. Perhatian manajemen perusahaan akan terpecah dan akan membingungkan mereka bila perusahaan dibebani banyak tujuan. c. Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya produk yang akan ditambahkan pada harga produk sehingga akan merugikan masyarakat. d. Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga terampil dalam kegiatan sosial. Sementara itu, alasan-alasan yang mendukung konsep tanggung jawab sosial perusahaan yaitu a. Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang semakin kritis terhadap dampak negatif dari tindakan perusahaan yang merusak alam serta merugikan masyarakat sekitarnya. b. Sumber daya alam yang semakin terbatas. c. Menciptakan lingkungan sosial yang baik. 23 d. Perimbangan yang adil dalam memikul tanggung jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan lingkungan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. e. Menciptakan keuntungan jangka panjang. Seperti diungkapkan di atas, setiap individu masih memiliki pandangan yang berbeda mengenai pentingnya sebuah etika dan tanggung jawab sosial perusahaan. Shafer dan Simmons 2008 yang meneliti mengenai pengaruh antara tanggung jawab sosial perusahaan, sifat machiavellian dan penghindaran pajak pada profesional pajak Hong Kong mengungkapkan profesional pajak yang kurang mementingkan tanggung jawab sosial perusahaan kemungkinan besar profesional pajak tersebut akan mengambil keputusan tidak etis dengan melakukan penghindaran pajak. Seperti profesional pajak yang meyakini bahwa kepentingan utama perusahaan adalah pemegang saham saja dan hanya berorientasi meningkatkan laba perusahaan tanpa memperhitungkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat, serta kualitas lingkungan maka profesional pajak tersebut akan menganggap wajar penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Standar Profesi Konsultan Pajak SPKP dalam IKPI 2010, menyebutkan bahwa selain bertanggung jawab terhadap klien seharusnya konsultan pajak juga memiliki tanggung jawab terhadap a. Masyarakat b. Profesinya tunduk pada Standar Profesi dan Kode Etik c. Dirinya sendiri 24 d. Organisasi Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI e. Otoritas Pajak g. Setiap rekan dalam anggota persekutuan profesi h. Pemberi kerja bila bekerja pada suatu Kantor Konsultan Pajak KKP Penguasaan keterampilan dan pengetahuan tidaklah cukup bagi konsultan pajak untuk menjadi profesional. Karakter diri yang dicirikan oleh ada dan tegaknya etika profesi merupakan hal penting yang harus dikuasainya juga. Pengetahuan dan pemahaman atas etika dan tanggung jawab sosial dapat menjadi dasar membuka kesadaran diri akuntan untuk berperilaku etis. Dalam Bertens 2013 192, disebutkan 2 paham mengenai etika. Sikap / penilaian terhadap etika dan tanggung jawab sosial harus dipandang baik secara 1. Deontologis sikap terhadap etika dengan menilai apakah etis atau tidak etis jika bertindak sesuai kewajiban / prinsip / legalitas saja tanpa melihat konsekuensi yang timbul dari tindakan tersebut seperti dalam kasus perpajakan, pada konsultan pajak yang berpikir bahwa meminimalisasi pajak / melakukan penghindaran pajak dengan memanfaatkan celah hukum dianggap baik / etis karena legal / tidak melanggar undang-undang perpajakan walaupun sebenarnya tidak sesuai dengan makna yang ada dalam kode etik dan mengakibatkan tidak maksimalnya pendapatan pajak pemerintah. 25 2. Teleologis sikap terhadap etika dengan menilai suatu tindakan etis atau tidak etis dengan berfokus pada tujuan / akibat / konsekuensi dilakukannya tindakan tersebut tanpa mementingkan cara mencapai tujuan tersebut. The Perceived Role of Ethics and Social Responsibility PRESOR Dalam Ludigdo 2007 39, Singhapakdi 1996 mengembangkan sebuah instrumen untuk mengukur persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosialThe Perceived Role of Ethics and Social Responsibility PRESOR. Item yang termasuk dalam skala persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial dikelompokkan dalam dua kategori “pandangan stockholder / shareholder” dan “pandangan stakeholder”. 1. Pandangan stockholder / shareholder berpegang bahwa perusahaan hanya memiliki tanggung jawab terhadap pemegang saham dan tanggung jawab yang kecil di luar tujuannya untuk mencari laba / memaksimalkan laba. 2. Pandangan stakeholder mengakui bahwa tanggung jawab sosial memiliki wilayah yang lebih luas selain terhadap pemegang saham dan mencari keuntungan tetapi mencakup semua pihak seperti karyawan, konsumen, kreditor, pemerintah, masyarakat dan lainnya. 26 Sifat Machiavellian Sifat machiavellian pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsuf politik dari Italia bernama Niccolo Machiavelli 1469-1527. Niccolo Machiavelli 1469-1527 dalam Leary dan Hoyle, 2009 93, sifat machiavellian “Manipulative interpersonal strategies such as flattery and lying.” Christie dan Geis 1970 106 dalam Richmond 2001 mendefinisikan sifat machiavellian “A process by which the manipulator gets more of some kind of reward than he would have gotten without manipulating, while someone else gets less, at least within the immediate context.” Jadi sifat machiavellian diartikan sebagai sebuah proses dimana manipulator mendapatkan lebih banyak reward dibandingkan yang dia peroleh ketika tidak melakukan manipulasi, ketika orang lain mendapatkan lebih kecil, minimal dalam jangka pendek. Kepribadian Machiavellian Dalam Leary dan Hoyle, 2009 94-99, dijelaskan bahwa kepribadian machiavellian sebagai berikut 1. Machiavellian memiliki eksternal locus of control yaitu mereka mempercayai bahwa perilaku kerja dan keberhasilan tugas mereka lebih dikarenakan faktor di luar diri yaitu organisasi. Sehingga jika mereka 27 mengalami kegagalan akan menyalahkan organisasi daripada introspeksi dirinya sendiri. 2. Orang tipe mach tinggi menganggap orang lain adalah lemah dan memiliki sedikit kontrol atas situasi mereka. Dalam bidang ini, orang tipe mach tinggi percaya bahwa mereka dapat memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. 3. Mengingat kecenderungan manipulatif mereka, orang tipe mach tinggi memiliki niat rendah menghormati kesepakatan yang telah mereka buat Forgas, 1998 dan menjadi lebih mungkin untuk menahan informasi yang akan membahayakan mereka secara ekonomi. 4. Dibandingkan dengan orang tipe mach rendah, orang tipe mach tinggi memberi prioritas tinggi uang, kekuasaan, dan persaingan sedangkan prioritas relatif rendah untuk membangun komunitas, cinta-diri, dan keluarga. 5. Orang mach tinggi memiliki cara pandang adalah goal-oriented bukan process-oriented sehingga dalam mencapai tujuannya lebih menyukai jalan pintas. 6. Orang tipe mach tinggi relatif lebih menekankan pada nilai-nilai kompetensi yaitu menilai kompetensi dan kemampuan untuk berhasil Musser & Orke , 1992; Trapnell & Paulhus. Machiavellian dapat disesuaikan dengan baik dan bahkan disukai. Mereka kadang-kadang disukai sebagai pemimpin tetapi dalam Wilson 1998 28 menunjukkan orang tipe mach yang tinggi dipandang sebagai kurang diinginkan untuk sebagian besar bentuk interaksi sosial misalnya, kepercayaan atau mitra bisnis melainkan sebagai mitra debat Leary dan Hoyle, 2009 94. Kemampuan Machiavellian Seorang machiavellian mempunyai kecenderungan untuk mengontrol dan mempengaruhi orang lain serta menggambarkan karakter negatif yang meliputi manipulasi, kelicikan, duplikasi atau peniruan, dan bad faith keyakinan yang buruk. Davies & Stone, 2003; McIlwain, 2003; Repacholi, Slaughter, Pritchard, & Gibbs, 2003 dalam Leary dan Hoyle, 2009 94 menyebutkan bahwa machiavellian mempunyai kemampuan untuk " membaca pikiran " dalam arti mengantisipasi apa yang orang lain pikirkan dalam interaksi interpersonal. Fehr 1992 dalam Leary dan Hoyle 2009 97, mengatakan bahwa strategi persuasi, keterbukaan diri, kebohongan dan menjilat sebagai taktik pengaruh yang paling disukai oleh Orang tipe mach. Orang tipe Mach juga lebih mungkin untuk menggunakan taktik keramahan dan emosional, mungkin karena kemampuan mereka untuk tetap mengontrol emosi mereka terlepas dari situasi. Mach IV Richmond 2001 dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa kepribadian individu mempengaruhi keputusan etis. Richmond menginvestigasi hubungan paham machiavellianisme yang membentuk suatu tipe kepribadian yang 29 disebut machiavellian dengan kecenderungan perilaku individu dalam menghadapi dilema-dilema etika perilaku etis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan sifat machiavellian seseorang, maka semakin mungkin untuk malakukan manipulasi. Untuk mengukur karakter / sifat konsultan pajak, apakah mereka memiliki kinginan melakukan manipulasi yang tinggi / sifat machiavellian yang tinggi, digunakan alat ukur Mach IV terdiri dari 20 item instrumen berdasarkan ciri-ciri kepribadian sifat machiavellian di atas. Individu dengan Skala Mach IV yang tinggi mempunyai kepribadian machiavellian yang tinggi Leary dan Hoyle, 2009 103. Pertimbangan Etis Rest 1986 dalam Wittmer 2005 51, menyatakan bahwa pertimbangan etis didefinisikan sebagai “Judgment of the ideal solution to the moral dilemma.” Jadi pertimbangan etis merupakan pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dilema etis. Pertimbangan etis telah menjadi komponen penting dalam studi mengenai kepribadian dalam profesi akuntansi. Berkembangnya profesi akuntansi telah membuka banyak dilema etika yang cukup potensial. Konsultan pajak selalu berhadapan dengan banyak hambatan yang berhubungan dengan etika sehingga konsultan pajak harus memiliki pertimbangan etis yang tinggi. Untuk dapat melakukan pertimbangan 30 etis, tidaklah cukup bagi konsultan pajak hanya memiliki kompetensi perpajakan yang baik tetapi yang lebih penting adalah kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya standar etika dalam profesinya yang ada dalam Kode Etik. Kode Etik Keterkaitan perilaku manusia tidak akan terlepas dari unsur etika yang ada dalam dirinya sehingga dengan keahlian yang dimilikinya pasti terdapat etika yang mendasarinya Ernawan, 2007 122. Dalam setiap profesi tentunya memiliki etika yang dikodifikasikan menjadi kode etik profesi. Dengan adanya kode etik kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi dapat diperkuat. Kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat Bertens, 2013 5. Scwhartz 2002 dalam Ludigdo 2007 41 menyebutkan bahwa kode etik adalah “Suatu dokumen formal yang tertulis dan membedakan yang terdiri dari standar moral untuk membantu mengarahkan perilaku karyawan dan organisasi.” Kode etik dibuat untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok profesi yang ada dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dipegang teguh. Di dalam aplikasi etika, kode etik merupakan pedoman etika paling populer di kebanyakan organisasi. Kode etik organisasi 31 seharusnya merefleksikan standar moral universal. Menurut Schwartz 2001 dalam Ludigdo 2007 42 yaitu 1. Trustworthiness dalam hal ini yaitu honesty, integrity, reliability, dan loyality. 2. Respect perhatian atas perlindungan hak asasi manusia 3. Responsibility meliputi accountability 4. Fairness tidak memihak 5. Caring penghindaran tindakan yang merugikan 6. Citizenship penghormatan atas hukum dan perlindungan lingkungan Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI Dalam Profesi konsultan pajak juga memiliki etika yang dikodifikasikan dalam Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI. Konsultan pajak yang sudah menjadi anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI diharuskan untuk tunduk pada kode etik tersebut Loen dan Meliana, 2009 19. Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI, pasal 1 dalam IKPI 2009 dijelaskan bahwa “Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI adalah kaidah moral yang menjadi pedoman dalam berfikir, bersikap dan bertindak bagi setiap anggota IKPI.” Pada Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak Indonesia IKPI, pasal 7 dalam IKPI 2009 menjelaskan bahwa konsultan pajak harus 1. Menjunjung tinggi integritas, martabat dan kehormatan ; 32 a. Dengan memelihara kepercayaan masyarakat. b. Bersikap jujur dan berterus terang tanpa mengorbankan rahasia penerima jasa. c. Dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak boleh menerima kecurangan atau mengorbankan prinsip. d. Mampu melihat mana yang benar, adil dan mengikuti prinsip obyektivitas dan kehatihatian. 2. Bersikap profesional ; a. Senantiasa menggunakan pertimbangan moral dalam pemberian jasa yang dilakukan. b. Senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan dan menghormati kepercayaan masyarakat dan pemerintah. c. Melaksanakan kewajibannya dengan penuh kehati-hatian, dan mempunyai kewajiban mempertahankan pengetahuan dan keterampilan. 3. Menjaga kerahasiaan dalam hubungan dengan Wajib Pajak ; a. Harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama menjalankan jasanya, dan tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali ada hak atau kewajiban legal profesional yang legal atau hukum atau atas perintah pengadilan untuk mengungkapkannya. 33 b. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf atau karyawan maupun pihak lain dalam pengawasannya dan pihak lain yang diminta nasihat dan bantuannya tetap menghormati dan menjaga prinsip kerahasiaan. Pada Kode Etik Ikatan Konsultan Pajak pasal 8 dalam IKPI 2009 mengungkapkan bahwa konsultan pajak dilarang 1. Memberikan petunjuk atau keterangan yang dapat menyesatkan Wajib Pajak mengenai pekerjaan yang sedang dilakukan. 2. Memberikan jaminan kepada Wajib Pajak bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan instansi perpajakan pasti dapat diselesaikan. 3. Menetapkan syarat-syarat yang membatasi kebebasan Wajib Pajak untuk pindah atau memilih Konsultan Pajak lain. 4. Menerima setiap ajakan dari pihak manapun untuk melakukan tindakan yang diketahui atau patut diketahui melanggar peraturan perundangundangan perpajakan 5. Menerima permintaan Wajib Pajak atau pihak lain untuk melakukan rekayasa atau perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perpajakan. Dalam Ernawan 2007 124 menyebutkan bahwa pelanggaran kode etik terjadi oleh anggota profesinya karena 1. Kurangnya jaminan kesejahteraan yang bisa menyebabkan profesional melanggar kode etik yang sudah ada. 34 2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman seorang profesional mengenai substansi dari kode etik yang bersangkutan. 3. Kode etik mengandung idealisme yang kadangkala berseberangan dengan fakta yang ada di sekitar para profesional. 4. Tidak ada pengaturan mengenai sangsi yang tegas dalam kode etik tersebut. Standar Profesi Konsultan Pajak SPKP, bagian 1, butir 5 dalam IKPI 2010 juga mengungkapkan bahwa tidak ada suatu aturan dan panduan yang dapat mencakup berbagai keadaan dan seluruh permasalahan berkenaan dengan tindakan profesional. Dengan demikian membakukan pedoman secara rinci terhadap hal-hal yang tidak sepenuhnya dilarang dalam standar profesi ini akan membahayakan, karena dapat dianggap hal tersebut diperbolehkan untuk dilakukan. Pendekatan ini akan menghilangkan prinsip dasar profesionalisme. Penting memahami jiwa, semangat dan menggunakan kata-kata yang terkandung dalam aturan dan panduan untuk mengambil kebijakan secara profesional. Hasil penelitian Suliani 2010 yaitu pengaruh pertimbangan etis, perilaku machiavelian, dan gender dalam pembuatan keputusan etis mahasiswa s1 akuntansi menyimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi yang telah menempuh pendidikan etika dapat melakukan pertimbangan etis lebih tinggi sehingga dapat membuat keputusan etis. Maka, merupakan hal yang penting bagi profesi akuntansi, untuk memperkuat pertimbangan etisnya karena pertimbangan etis menjadi dasar dalam pengambilan keputusan etis. Penelitian Richmond 2001 35 menyatakan bahwa perhatian yang lebih besar patut diberikan atas pelatihanpelatihan dan pendidikan para akuntan sebagai persiapan dalam menghadapi beragam kontroversi berkaitan dengan isu etika. Ethical Dilemma Seperti pada penelitian lainnya, pertimbangan etis diukur menggunakan tiga buah sketsa dilema etis. Sketsa ini disusun berdasarkan kasus perpajakan yang sering terjadi. Selain itu sketsa ini juga berhubungan dengan kode etik profesi konsultan pajak Kode Etik IKPI pasal 7 dan pasal 8, sehingga diharapkan dapat secara akurat mengukur tingkat pertimbangan etis seorang konsultan pajak ketika dihadapkan dengan situasi dilema etis. 36 Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat digambarkan sebagai berikut Wajib pajak menggunakan jasa konsultan pajak untuk melaksakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya dan dalam menggunakan jasa konsultan pajak, wajib pajak ingin meminimalisasi pembayaran pajaknya dengan melakukan penghindaran pajak. Dalam memberikan jasanya, konsultan pajak dan staff pajaknya dipengaruhi faktor-faktor individual. Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial Tanggapan terhadap etika dan tanggung jawab berhubungan dengan tujuan utama perusahaan. + Sifat Machiavellian Karakter individual konsultan pajak yang didominasi keinginan memanipulasi. Pertimbangan Etis Mencakup kompetensi dan pemahaman etika agar dapat mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukan agar dapat membuat keputusan etis. - Pengambilan keputusan etis konsultan pajak untuk melakukan / tidak melakukan penghindaran pajak. Gambar Kerangka Pemikiran + 37 Hipotesis Dalam Sugiyono 2012 64 mengungkapkan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Pengaruh Persepsi Pentingnya Etika dan Tanggung Jawab Sosial PRESOR terhadap Pengambilan Keputusan Etis Konsultan Pajak Ada dan tegaknya etika profesi merupakan hal penting yang harus dikuasai konsultan pajak. Seperti yang diungkapkan Loen dan Meliana 2009 19 bahwa seorang konsultan pajak harus tunduk pada kode etiknya. Tentunya seorang konsultan pajak yang memahami etika profesinya akan dapat memahami etika dan tanggung jawab sosial karena seperti yang dikatakan Schwartz 2001 dalam Ludigdo 2007 42 bahwa etika profesi disusun berdasarkan standar moral universal, sehingga dapat membuka jalan / membuka kesadaran diri untuk mengambil keputusan etis. Dalam Shafer dan Simmons 2008, profesional pajak yang meyakini bahwa kepentingan utama perusahaan adalah pemegang saham saja dan hanya berorientasi meningkatkan laba perusahaan tanpa memperhitungkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat, maka profesional 38 pajak tersebut akan menganggap wajar penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan. Seperti disebutkan dalam Standar Profesi Konsultan Pajak SPKP dalam IKPI 2010 bahwa konsultan pajak tidak boleh hanya mementingkan kepuasan kliennya saja. Penelitian ini berupaya menguji pengaruh pentingnya etika dan tanggung jawab sosial terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak yang tentunya berhubungan dengan penghindaran pajak, maka hipotesis pertama dalam penelitan ini adalah Ho1 Persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial tidak berpengaruh secara positif terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak. Ha1 Persepsi pentingnya etika dan tanggung jawab sosial berpengaruh secara positif terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak. Pengaruh Sifat Machiavellian terhadap Pengambilan Keputusan Etis Konsultan Pajak Seperti yang telah diuraikan di atas, dibandingkan dengan orang tipe mach rendah, orang tipe mach tinggi memberi prioritas tinggi uang, kekuasaan, dan persaingan sedangkan prioritas relatif rendah untuk membangun komunitas, cinta-diri, dan keluarga. Selain itu, orang mach tinggi memiliki cara pandang adalah goal-oriented bukan process-oriented sehingga dalam mencapai tujuannya 39 lebih menyukai jalan pintas. Orang tipe mach tinggi pun memiliki keinginan yang tinggi untuk melakukan manipulasi. Sehingga dengan sifat machiavellian yang tinggi, konsultan pajak akan melakukan rekayasa / manipulasi dalam membantu wajib pajak melakukan penghindaran pajak. Penelitian ini berupaya menguji pengaruh sifat machiavellian terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak yang tentunya berkaitan dengan penghindaran pajak. Hipotesis kedua dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut Ho2 Sifat machiavellian tidak berpengaruh secara negatif terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak. Ha2 Sifat machiavellian berpengaruh secara negatif terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak. Pengaruh Pertimbangan Etis terhadap Pengambilan Keputusan Etis Konsultan Pajak Singhapakdi dan Vitell 1993 dalam Ludigdo 2007 39 menyebutkan bahwa kompetensi yang baik mengenai perpajakan tidak cukup untuk dapat melakukan pertimbangan etis tetapi yang lebih penting adalah pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya standar etis profesi konsultan pajak untuk dapat melakukan pertimbangan etis yang tinggi. Seperti yang diungkapkan Loen dan Meliana 2009 19 bahwa seorang konsultan pajak harus tunduk dan memahami esensi dari kode etiknya. 40 Standar Profesi Konsultan Pajak SPKP, bagian 1, butir 5 dalam IKPI 2010 juga mengungkapkan bahwa tidak ada suatu aturan dan panduan yang dapat mencakup berbagai keadaan dan seluruh permasalahan berkenaan dengan tindakan profesional. Dengan demikian membakukan pedoman secara rinci terhadap hal-hal yang tidak sepenuhnya dilarang dalam standar profesi ini akan membahayakan, karena dapat dianggap hal tersebut diperbolehkan untuk dilakukan. Pendekatan ini akan menghilangkan prinsip dasar profesionalisme. Penting memahami jiwa, semangat dan menggunakan kata-kata yang terkandung dalam aturan dan panduan untuk mengambil kebijakan secara profesional. Dari penjelasan tersebut seharusnya konsultan pajak dapat mengantisipasi dilema etikanya dengan solusi yang ideal sehingga dapat mengambil keputusan etis dengan tidak menbantu wajib pajak melakukan penghindaran pajak. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut Ho3 Pertimbangan etis tidak berpengaruh secara positif terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak. Ha3 Pertimbangan etis berpengaruh secara positif terhadap pengambilan keputusan etis oleh konsultan pajak.
Pernyataan serupa dikemukakan oleh Suharnan bahwa setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision making, bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang kompleks dan menuntut pertimbangan banyak serta mendalam. Aktivitas pepmbuat keputusan sering dilakukan orang baik disadari atau tidak disadari, sebab di dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan banyak menemukan situasi yang tidak pasti uncertainty dalam Fitriani dan Astuti, 2012.Pengambilan Keputusan Making Decision TheoryBaca juga Komitmen dalam Organisasi Pentingkah? Moergan dan Celrullo dalam Fatresi, 2017 mendefenisikan keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan. Sedangkan menurut Syamsi dalam Fatresi, 2017, keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu di antara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Kotler dan Armstrong dalam Bahari dan Ashoer, 2018 mendefinisikan kebudayaan sebagai seperangkat nilai-nilai, kepercayaan, kebiasaan, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh masyarakat sekitar, dari keluarga, atau lembaga formal lainnya sebagai sebuah pedoman perilaku. Menurut Baron dan Byner dalam Zulkilfi, 2018 menjelaskan pengambilan keputusan keputusan merupakan suatu proses melalui kombinasi individu dan kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tindakan, pengambilan keputusan sebagai suatu proses mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Menurut Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih dalam Perwitasari, 2015. Selanjutnya menurut Siagian pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta serta data, penentuan matang dari alternatif yang dihadapi, dan pengambilan tindakan yang paling tepat dalam Perwitasari, 2015. Menurut Rayna & Ferley dalam Santrock, 2014 untuk menjelaskan pengambilan keputusan remaja adalah model-ganda, yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan dipengaruhi oleh dua sistem kognitif, analisis, dan pengalaman yang bersaing satu sama lain. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemikiran yang berupa pilihan satu antara beberapa alternatif yang digunakan sebagai penentu dari sejumlah pilihan, serta dicapai setelah dilakukan pertimbangan yang dipengaruhi oleh kognitif, analisi, dan pengalama untuk memecahakan masalah yang dihadapi. Pengambilan keputusan sering terjadi baik disadari maupun tidak disadari, berdasarkan pengumpulan fakta dan data, sebagai penentu keputusan yang dibuat agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Elemen-elemen dasar dalam proses pengambilan keputusan Prosesnya meliputi penetapan tujuan, mengidentifikasi permasalahan, mengembangkan dan menilai berbagai alternatif dan penerapannya, mengendalikan dan melakukan tindakan korektif dalam Gutosudarmo & Sudita, 2016. 1 Menetapkan Tujuan Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya, apakah spesifik yang dapat diukur hasilnya ataupun sasaran yang bersifat umum. Tampa penetapan tujuan , pengambilan keputusan tidak bisa menilai alternatif atau memilih suatu tindakan. Keputusan pada tingkat individu, tujuan ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan sistem nilai seseorang 2 Mengidentifikasi Permasalahan Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi. Permasalahan merupakan kondisi di mana adanya ketidak samaan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas penyebab permasalahan. 3 Mengembangkan Sejumlah Alternatif Proses pengambilan keputusan yang rasional mengaharuskan pengambilan keputusan untuk mengkaji semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa proses pencarian alternatif pemecahan masalah sering kali terbatas. 4 Penialian dan Pemilihan Alternatif Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap masing-masing alternatif yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif yang baik adalah dalam hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang dikembangkan. Alat proses pengambilan keputusan yang tepat tergantung pada sejumlah pengetahuan yang tersedia dn kondisi yang berkaitan dengan keputusan yang akan diambil. Ada tiga kondisi proses pengambilan keputusan yang diidentifikasi, yaitu a Kepastian Dalam kondisi ini pengambilan keputusan memiliki pengetahuan yang pasti tentang hasil dari masing-masing alternatif kernea kondisi yang akan di timbulkan sudah diketahui. Pengambilan keputusan dapat menghitung nilai dari investasi tersebut, dan merasa pasti akan hasilnya. b Ketidakpastian Keputusan yang dibuat dalam kondisi ketidak pastian jika pengambilan keputusan tidak mengetahui kondisi tertentu akan terjadi. Dalam kondisi ketidakpastian pengambilan keputusan menggunakan intuisi atau perkiraan dalam pemilihan alternatif. c Resiko Jika pengambilan keputusan berada dibawah kondisi resiko, pengambilan keputusan akan menetapkan kemungkinan hasil dari masing-masing alternatif. 5 Melaksanakan keputusan Jika suatu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut kemudian harus diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Dengan tidak mengabaikan batapapun alternattif keputusan telah dievaluasi, maka keputusan tersebut tidak akan berarti apabila tidak diikuti dengan penerapan yang benar. Dalam mengevaluasi dan memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga mampertimbangkan kemungkinan penerapan dari keputusan tersebut. Betapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan tersebut sulit diterapkan maka keputusan juga tidak ada artinya. 6 Evaluasi dan Pengendalian Makanisme sistem pengendalian dan evalusai perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut dapat terealisasi. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Jiak keputusan tersebut kurang berhasil, dimana permasakahan masih ada, maka pengambilan keputusan perlu untuk mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi. Jenis-jenis Keputusan Dalam menganalisis keputus, Herbert Simon membedakan dua jenis keputusan, dalam Gutosudarmo & Sudita, 2016 yaitu 1 Keputusan yang diprogram Merupakan keputusan yang bersifat rutin dan dilakukan secara berulang-ulang. Permasalahan ini umumnya agak sederhana dan solusinya relatif mudah. 2 Keputusan yang tidak diprogram Merupakan keputusan baru, tidak terstruktur dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak dapat dikembangkan prosedur tertentu untuk menangani suatu masalah, apakah karena masalah belum pernah terjadi atau karena permasalahannya sangat kompleks dan penting. Keputusan yang tidak diprogram memerlukan penanganan khusus dan proses pemecahan masalah dangan intusi dan kreatifitas. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan Menurut Terry dalam Isnaini, 2013 menjelaskan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku antara lain 1 Intuisi Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar dan faktor kejiwaan lain. 2 Pengalaman Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman untuk meneyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan prkatis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi larat belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaian sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah 3 Fakta Keputusan yang berdasarka sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit. 4 Wewenang Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan weweng kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas. 5 Rasional Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Jadi, dasar-dasar penngambilan keputusan anatara lain berdasarkan intuisi, pengalaman, fakta, wewenang, dan rasional Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Menurut Terry dalam Isnaini, 2013 faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusanHal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhiyungkan dalam pengambilan keputusanSetiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementinngkan sekalli pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah alternatif-alternatif keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan yang harus diubah menjadi tindakan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya. Menurut Kotler dalam Isnaini, 2013, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan antara lainFaktor Budaya, yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial, yang meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep Psikologi, yang meliputi motif, persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan pendirian. Menuru Engel, Blackweel, dan Miniard dalam Isnaini, 2013 menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor perbedaan individu dan proses psikologi. 1 Faktor lingkungan tersebut, diantara lain a Lingkungan sosial Dalam lingkungan sosial, pada dasarnya masyarakat memiliki strata sosial yang berbeda-beda. Sertifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan sbegainya Keberadaan lingkungan sosial memegang peranan kuat terhadap proses pengambilan keputusan seseoarang untuk melakukan prilaku baik yang positif ataupun negatif. Karena dalam lingkungan sosial tersebut individu berinteraksi antara satu dengan lainnya. b Lingkungan keluarga Keluarga dapat didefenisikan sebagai suatu unit terkecil dan juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sedangan menurut Mufidah keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat, namun memiliki peranan yang sangat penting. Dalam keluarga, seseorang mulai berinteraksi dengan orang lain. Keluarga merupakan tempat belajar pertama yang nantinya mempengaruhi kepribadian seseorang. 2 Faktor Perbedaan individu, antara lain a Status Sosial Menurut Kotler, status sosial merupakan kelompok yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hierarkis sdan aggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang mirip. Status sosial akan menunjukan bagaimana seseorang tersebut berprilaku dalam kehidupan sosialnya. b Kebiasaan Kebiasaan adalah respon yang sama cendrung berulang-ulang untuk stimulus yang sama. Kebiasaan merupakan perilaku yang telah menetapakn dalam keseharian baik pada diri sendiri maupun lingkungan sosialnya. c Simbol Pergaulan Simbol pergaualan adalah segala sesuatu yang memiliki arti penting dalam lingkungan pergaulan sosial. d Tuntutan Adanya pengaruh dominan dalam keluarganya, baik itu lingkungan keluarga, pergaulan maupun lingkugan sosialnya, maka dengan kesadaran diri ataupun dengan terpaksa seseoarang akan melakukan prilaku beresiko. 3 Faktor Psikologi, antara lain a Persepsi Menurut Rakhamat, persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan dan kebutuhan yang sifatnya individual sehingga antara individu satu dengan lainnya dapat terjadi perbedaan individu terhadap objek yang sama. b Sikap Menurut Notoatmojo, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. c Motif Motif merupakan suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan, dan bersikap tertentu untu mencapai suatu tujuan. d Kognitif Menurut Rakhmat, kognisi adalah kulitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang. e Pengehauan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi melalui pengindraan penglihatan, penciuman, perasa dan peraba. Sebagain besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada mahasiswi yang menggunkan cadar di antaranya yaitu adanya faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor psikologi, Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Teori Pengambilan Keputusan, Elemen-elemen Dasar Pengambilan Keputusan, Jenis-jenis Keputusan, dan Faktor-faktor Pengambilan Keputusan . Semoga bermanfaat. Daftar Pustaka Gutosudarmo & Sudita. 2016. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta BPFE-Yogyakarta. Isnaini, Jauharotul. 2013. Pengambilan Keputusan Menikah Muda. Skripsi. Malang Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Universitas Piskologi Fatresi. 2017. Hubungan Konformitas Dan Harga Diri Dengan Pengambilan Keputusan Karir Pada Mahasiswa Psikologi Semester 8 Universitas Islam Negeri Mualana Malik Ibrahim Malang. Skripsi. Malang Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Fitriani dan Astuti. 2012. Proses Pengambilan Keputusan Untuk Memakai Cadar Pada Muslimah. Jurnal Vol. 17, No 2. Yogyakarta Universitas Islam Indonesia. Zulfikri. 2018. Hubungan Self Efficacy dengan Pengambilan Keputusan Dalam Memilih Karir Bagi Siswa SMK 6 Padang. Skripsi. Padang Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang.
pilihan dari sejumlah alternatif