Yangtermasuk ruang lingkup hygiene dan sanitasi, kecuali. Hygiene dan Sanitasi DRAFT. Professional Development. 0 times. Education. 0% average accuracy. a minute ago. rezaanwary1_72094. 0. Save. Edit. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat sanitasi hygiene adalah. answer choices . Mencegah timbulnya penyakit. Mencegah kecelakaan kerja.
Dapurmerupakan . tempat pengolahan makanan yang harus memenuhi syarat higiene dan sanitasi, diantaranya konstruksi dan perlengkapan yang ada. Menurut Depkes RI (2011), syarat- syarat dapur adalah sebagai berikut: 1. Lantai Lantai harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin, rata, dan kedap air.
Berikutadalah kunci jawaban dari pertanyaan "Perhatikan Pernyataan berikut! prinsip-prinsip higiene dan sanitasi makanan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan dalam keadaan tertutup pada saat penyajian, agar antar jenis makanan tidak tercampur dan terkontaminasi oleh bakteri atau kuman. Hal ini dapat memperpanjang
Tigahal berikut ini yang mengharuskan pekerja memakai pakaian bersih: Beberapa contoh dari keadaan sanitasi termasuk menyiram dengan air panas 80oC selama 1/2 -1 menit, menyiram dengan larutan yang berkadar 50 ppm chlorine untuk waktu paling sedikit 1 menit, menyiram dengan larutan iodofor yang berisi paling sedikit 12,5 ppm iodine pada pH
Sedikitnyaada empat faktor tang yang mempengaruhi adanya makanan sehat dan tidak sehat, yaitu faktor lokasi (bangunan dan tempat) pengelolaan makakan, peralatan pengolahan makakan, penjamah makanan dan bahan makanan itu sendiri. Ke empaf faktor tersebut dapat dikenal dengan istilah prinsip hygiene sanitasi makakan.
restoran yg menyajikan aneka masakan di gerai. Hygiene Dan Sanitasi Hygiene Dan Sanitasi – Pengertian, Ruang Lingkup, Prinsip & Contoh – Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari penyakit. Makananan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi, yang optimal seperti vitamin, mineral, lemak dan lainnya. Bila salah satu faktor tersebut terganggu maka makanan yang dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan keracunan makanan yang dihasilkan Djarismarvati dkk’ 2004. Salah satu diantaranya dikarenakan yang terjadi pada makanan dan minuman dapat menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit. Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan sanitasi makanan, permasalahan yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai komposisi bahan makanan yang sesuai dengan tubuh jarang di perhatikan. Dalam hal ini apa yang dimaksud dengan hygiene ?? Pengertian Hygiene ialah suatu upaya atau tindakan untuk menjaga/meningkatkan kebersihan dan kesehatan dengan melakukan pemeliharaan dini terhadap semua individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Tujuannya ialah agar setiap individu tidak terkena kuman penyebab penyakit “Depkes RI, 1994”. Hygiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan, serta beragai usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan. Hygiene juga mencakup upaya perawatan kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh. Upaya hygiene mencakup perlunya perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam pengolahan makanan agar terhindar dari sakit, baik sakit yang terjadi pada umumnya, serta sakit yang disebabkan oleh kecelakaan sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan. Secara garis besarnya, hygiene merupakan usaha seseorang atau individu dan sanitasi merupakan faktor dari lingkungan sesorang atau individu. Upaya Sanitasi Upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan seperti berikut Keamanan dan kebersihan produk makanan yang di produksi Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan Keamanan terhadap penyediaan air, pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan, penyajian dan penyimpanan. Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan. Tujuan penyehatan makanan Upaya sanitasi meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditunjukan pada semua tingkatan. Sejak makanan mulai dibeli, disimpan,diolah, dan disajikan untuk melindungi agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. Dengan demikian tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan,antaralain Menjamin keamanan dan kebersihan makanan Mencegah penularn wabah penyakit Mencegah beredarnya makanan yang merugikan masyarakat Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan. Perbedaan Hygiene Dan Sanitasi Pada dasarnya hygiene dan sanitasi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, namun keduanya memiliki perbedaan yaitu Hygiene Ialah kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit yang menitik beratkan kepada “objek” itu sendiri “manusia”, kegiatannya misalnya mencuci tangan, memasak air/makanan, proses pengolahan produk dan lain-lain. Sanitasi Ialah kegiatan menjaga kesehatan dari penyakit yang menitik beratkan kepada “lingkungan” yang ada di sekitar objek “manusia”, kegiatannya misalnya menjaga kebersihan ruangan, sirkulasi udara ruangan, pengelolaan sampah, penanganan vektor penyakit dan lain-lain. Nah jadi untuk pengertian hygiene atau higienis adalah upaya pencegahan/preventif untuk menjaga kesehatan manusia yang kegiatannya fokus pada usaha kesehatan individu. Sedangkan pengertian sanitasi adalah upaya pencegahan/preventif untuk menjaga kesehatan yang kegiatannya fokus pada lingkungan manusia. Agar lebih memahami apa arti hygiene maka kita bisa merujuk kepada pendapat beberapa ahli, berikut ini ialah kata hygiene menurut para ahli yaitu Menurut Brownell Menurut Brownell pengertian hygiene adalah cara manusia untuk menjaga dan memelihara kesehatannya. Menurut Gosh Menurut Gosh arti hygiene adalah suatu ilmu di bidang kesehatan yang meliputi semua faktor yang mendorong terwujudnya kehidupan yang sehat, baik individu maupun masyarakat. Menurut Prescott Menurut Prescott pengertian hygiene dibagi ke dalam dua aspek yaitu menyangkut individu “Personal Hygiene” dan menyangkut lingkungan “Environment”. Menurut Shadily Menurut Shadily, hygiene adalah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kesehatan. Hygiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. DEPKES RI Menurut Depkes RI “tahun 2004” pengertian Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan, sedang dalam Depkes RI “1994” hygiene lebih kepada upaya penyehatan diri. Menurut UU No. 2 Tahun 1996 Menurut UU No. 2 Tahun 1996 pengertian hygiene ialah semua usaha untuk memelihara, melindungi dan meningkatkan derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk umum maupun perorangan yang bertujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta meningkatkan kesehatan dalam perikemanusiaan. Baca Juga “Tabloid” Pengertian & Sejarah – Karakteristik – Fungsi – Kelebihan – Kelemahan Adapun pengertian sanitasi menurut para ahli diantaranya yaitu Menurut Hopkins Menurut Hopkins, pengertian sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan. Menurut Sihite Menurut Sihite, Sanitasi makanan ialah suatu usaha pencegahan untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu, merusak kesehatan, mulai dari minuman itu sebelum diproduksi. Selama dalam proses pengolahan, pengangkutan, penyimpanan hingga ke tahap penyajian makanan dan minuman itu siap di konsumsi. Menurut Dr. Azrul Azwar Menurut Dr. Azrul Azwar, MPH pengertian sanitasi adalah cara pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Menurut WHO Menurut WHO pengertian sanitasi ialah pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia, baik fisik maupun mental. Ruang Lingkup Hygiene Dan Sanitasi Adapun ruang lingkup hygiene dan sanitasi yang diantaranya yaitu Ruang Lingkup Hygiene Personal Hygiene atau kebersihan perorangan adalah suatu usaha untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Hygiene Makanan dan Minuman adalah suatu usaha untuk menjaga dan memelihara kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh manusia. Ruang Lingkup Sanitasi Penyediaan air bersih/air minum “water supply” ini meliputi pengawasan terhadap kualitas, kuantitas dan pemanfaatan air. Pengolahan sampah “refuse disposal” ini meliputi cara pembuangan sampah, peralatan pembuangan sampah dan cara penggunaannya. Pengolahan makanan dan minuman “food sanitation” ini meliputi pangadaan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat “insect and rodent control” ini meliputi cara pengendalian serangan dan binatang pengerat. Kesehatan dan keselamatan kerja, ini melakukan kegiatan K3 meliputi ruang kerja “misalnya dapur”, pekerjaan, cara kerja dan tenaga kerja. Manfaat Hygiene Dan Sanitasi Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian Hygiene dan sanitasi diatas berikut ini ialah beberapa manfaat hygiene dan sanitasi secara umum Memastikan tempat beraktivitas bersih. Melindungi setiap individu dari faktor lingkungan yang dapat merusak kesehatan fisik dan mental. Tindakan pencegahan terhadap penyakit menular. Tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja. Baca Juga Senam Pengertian Menurut Para Ahli, Manfaat, Jenis Dan Contohnya Contoh Tindakan Hygiene Dan Sanitasi Tindakan hygiene dan sanitasi seharusnya dimulai dari diri sendiri. Kebiasaan yang baik menjaga kebersihan dan kesehatan akan berdampak besar bagi lingkungan kita. Jadi dalam hal ini personal hygiene punya peranan yang sangat penting. Contoh Hygiene Berikut ini adalah contoh tindakan personal hygiene yaitu Mencuci tangan hingga bersih setiap kali akan makan. Mandi dan menggosok gigi secara teratur untuk menjaga kebersihan tubuh. Menjaga kebersihan bahan makanan dan juga makanan yang telah diolah. Menjaga kebersihan semua peralatan memasak dan wadah makanan. Contoh Sanitasi Berikut ini ialah contoh tindakan sanitasi lingkungan Membuat dan mengatur saluran pembuangan air hujan di pinggir jalan. Membuat dan mengatur saluran pembuangan limbah rumah tangga “dapur dan kamar mandi”. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan. Pengelolaan limbah/sampah dengan baik, teratur dan berkesinambungan, misalnya dengan memilih sampah plastik, kertas, organik, kaca dan logam. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan Pengertian dari prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap tempat bangunan, peralatan, orang dan bahan ini penting untuk diketahui Karena berperan sebagai factor kunci keberhasilan usaha makanan. Suatu usaha makanan yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik, jika melalaikan prinsip-prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman, besar kemungkinan pada suatu saat akan merugikan. Menurut Depkes RI, 2004, enam prinsip hygiene makanan dan minuman yaitu Prinsip 1 Pemilihan Bahan Makanan Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal ini bentuk, warna, bau, dan lainnya. Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan pencemaran termasuk pencernaran oleh bahan kimia seperti pestisida. Ciri-ciri bahan makanan yang baik Buah-buahan Keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh atau tidak kotor Isinya masih terbungkus kulit dengan baik Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada warna tambahan, warna buatan karbitan dan warna lain selain warna buah. Tidak berbau busuk bau asam basi atau bau yang tidak segar lainnya. Tidak ada cairan selain getah aslinya. Terdaftar dibadan pengawasan obat dan makanan, ditandai dengan adanya kode nomor ML untuk makanan luar negeri import MD untuk makanan dalam negeri. Kemasan masih baik, utuh tidak rusak, bocor atau kembung Belum habis masa pakai kadaluarsa Segel penutup masih terpasang dengan baik Mempunyai merek dan label yang jelas nama instansi pembuatannya Sumber bahan makanan yang baik Baca Juga “Alat Musik Melodis” Pengertian & Contoh – Gambar Untuk mendapatkan bahan makanan yang tak perlu diketahui sumber-sumber makanan yang makanan yang baik sering kali tidak mudah kita temukan karena jaringan perjalanan makanan yang demikian panjang dan melalui jaringan perdagangan pangan Depkes, RI 2004. Adapun sumber bahan makanan yang baik adalah Pusat penjualan bahan makanan dengan sistem pengaturan suhu yang dikendalikan dengan baik Tempat-tempat penjualan bahan makanan yang diawasi oleh pemerintah daerah dengan baik. Prinsip 2 penyimpanan bahan makanan Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gzinya. Semua bahan makanan diberikan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan pembungkus yang bersih dan simpan dalam ruangan yang bersuhu rendah Kusmayadi, 2008. Menyimpan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri melainkan menghambat pertumbuhan. Apabila makanan dikeluarkan dalam freezer dan temperature menjadi tinggi, maka bakteri akan mulai perbanyak kembali. Bakteri baru berhenti tumbuh apabila makanan disimpan pada temperature dibawah 300C Moehyi,1992. Dalam penyimpananbahan makanan hal-hal yang harus diperhatikan adalah Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi syarat. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga Mudah untuk mengambilnya Tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus. Tidak mudah membentuk dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harusdisediakan tempat penyimpanan dingin. Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk keluar masuk barang dengan sistem FIFOFirst in First out. Ada tiga cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu Depkes RI 2004 Penyimpan sejuk cooling yaitu suhu penyimpanan 1000C-1500C untuk jenis minuman buah, es krim, dan sayuran. Penyimpanan dingin chilling yaitu suhu penyimpanan 400C-1000C untuk bahan makanan yang berprotein akan diolah kembali. Penyimpanan dingin sekali frezen yaitu suhu penyimpanan 24 jam. Prinsip 3 Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap, pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah prinsip-prinsip hygiene sanitasi Depkes RI, 2004. Dalam proses pengolahan makanan, harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan atau atau disebut dapur serta kebersihan penjamah makananKusmayadi, 2008. Penjamah makanan Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah mulai dari persiapan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan. Pengetahuan sikap dan tindakan seorang penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan penjmah yang sedang sakit flu, demam dan diare sebaiknya tidak dilibatkan dahulu dalam proses pengolahan makanan. Jika terjadi luka penjamah harus menutup luka dengan pelindung kedap air misalnya, plester atau sarung tangan plastic Kusmayadi, 2008. Syarat-syarat penjamah makanan Depkes RI,2003 Tidak menderita penyakit mudah menular, missal batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya. Menutup luka pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian. Memakai celemek dan tutup kepala. Mencuci tangan setiap hendak menangani makanan. Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan atas tangan. Tidak merokok, menggaruk anggota badan telinga,hidung, mulut dan bagian lainnya. Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup hidung atau mulut. Persiapan pengolahan makanan Tempat pengolahan makanan yang digunakan harus memenuhi standard an persyaratan hygiene sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran terhadap hal yang penting dalam persiapan tempat pengolahan adalah Baca Juga “Suku Zulu” Sejarah & Adat Istiadat – Bahasa – Pakaian Vertifikasi harus cukup baik agar siap dan udara panas dapur keluar dengan sempurna. Lantai, dinding, dan ruangan bersih dan terpelihara agar menekan kemungkinan pencemaran terhadap makanan. Meja peracikan bersih dari permukaannya/kuat, tahan goresan agar bekas irisan tidak masuk kedalam makanan. Tungku dilengkapi dengan alat penangkap asap atau pembuang asap berupa sungkup atau cerobong asap, agar aap tidak mengotori ruangan. Ruangan bebas lalat dan tikus. Peralatan makanan dan minuman Peralatan makanan dan minuman dapat dipergunakan seperti piring, gelas, mangkok, sendok atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa hal yang harus ddiperhatikan adalah Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak, atau berlekuk-lekuktidak rata. Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang dibagian tempat makanan, minuman atau menempel dimulut, karena akan terjadi pencemaran mikroba melalui jari tangan. Peralatan yang sudah retak, gompel atau pecah selain dapat menimbulkan kecelakaan melukai tangan juga menjadi sumber pengumpulan kotoran karena tidak akan dicuci sempurna. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai. Wadah penyimpanan makanan dan minuman Wadah penyimpanan baskom, harus dalam keadaan bersih, wadah penyimpanan perlu diperhatikan cara pemisahan yang benar dan teliti untuk setiap jenis makanan yang berada di dalam ruangan tempat penyimpanan. Makanan kering dan bahan makanan basah serta makanan matang dan makanan mentah. Prinsip 4 Penyimpanan makanan Menyimpan makanan dan minuman yang sudah masak ditempat-tempat yang tidak terjangkau tikus, serangga,binatang pengganggu lainnya. Adapun karakteristik dari pada pertumbuhan bakteri pada makanan masak yang harus dipantau dan dijaga adalah kadar air makanan, jenis makanan, suhu makanan. Wadah Setelah selesai proses pengadaan, pencemaran bahan makanan, pencucian,peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, maka akan dilakukan pengemasan atau pewadahan. Makanan dan minuman yang disiapkan harus dengan wadah yang bersih dan aman bagi kesehatan dan tutup makanan dan minuman harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makananan. Pada dasarnya hygiene sanitasi dalam perwdahan mencakup beberapa hal, antara lain Baca Juga Kebugaran Jasmani Pengertian Menurut Para Ahli, Fungsi, Manfaat Dan Tujuan Semua makanan harus mempunyai wadah masing-masing. Pemisahan didasarkan pada saat makanan mulai diolah jenis makanan. Setiap wadah mempunyai tutup, tetapi berventilasi yang dapat mengeluarkan uap air. Makanan berkuah dipisahkan antara lauk dengan saus kuahnya. Suhu Makanan kering disimpan dalam suhu kamar 2500C-3000C Makanan basah harus segar disajikan diatas suhu 6000C Makanan basah yang masih lama disajikan pada suhu dibawah mencegah pertumbuhan bakteri, usahakanlah makanan selalu berada pada suhu dimana bakteri tidak tumbuh yang dibawah 1000C atau diatas 6000C. Suhu 1000C-6000C sangat berbahaya. Prinsip 5 pengangkutan makanan Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan lebih tinggi resikonya dari pada pencemaran pada bahan karena itu, titik berat pengendalianyang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Dalam proses pengankutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, perwadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri. Pengangkutan bahan makanan Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat berupa pencemaran fisik, mikroba maupun kimia. Untuk mencegahnya adalah membuang atau setidaknya mengurangi sumber yang akan menyebabkan pencemaran dengan cara Mengangkut bahan makanan tidak bercampur dengan dengan bahan berbahaya dan beracun B3 seperti pupuk, obat hama atau bahan berbaya lainnya. Kendaraan pengangkutan makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut bahan lain seperti untuk mengangkut orang, hewan, atau barang-barang. Kendaraan yang dipergunakan harus diperhatikan kebersihannya agar setiap akan digunakan untuk makanan selalu dalamkeadaan bersih. Hindari peakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau pestida walaupun telah dicuci masih akan terjadi pencemaran. Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan selama pengangkutan, seperti perlakuan makanan yang ditumpuk dan dibuang. Pengangkutan makanan siap santap Makanan siap santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu yang hati-hati. Oleh karena itu dalam pengangkutan makanan siap santap perlu diperhatikan sebagai berikut Setiap makanan mempunyai wadah-wadah masing. Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan makanan yang ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap panas 6000C atau tetap dingin 4000C. Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam keadaan tutup sampai ditempat penyaji. Kendaraan pengangkutan disediakan khusus dan tidak digunakan untuk keperluan mengangkut bahan lain. Prinsip 6 Penyajian makanan Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara asalkan memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus seperti plastic, kertas atau boks plastic harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun. Baca Juga “Keselamatan Kesehatan Kerja K3 ” Pengertian & Tujuan – Aspek – Faktor – Prinsip Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung,penyaji berpakaian bersih dan rapi menggunakan tutup kepala atau celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung dengan makanan yang disajikan. Faktor Yang Mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan Faktor makanan Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan factor makanan diantaranya adalah Keadaan bahan makanan. Cara penyimpanan bahan makanan Proses pengolahan Cara pengangkutan makanan yang telah dimasak Cara penyimanan makanan yang masak Cara penyajian makanan masak Faktor peralatan Persyaratan peralatan dalam proses pengolahan makanan diantranya adalah Permukaan alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa atau garam yang lazim dipakai dalam proses makanan. Apabila alat tersebut kontak dengan makanan, maka alat tersebut tidak akan mengeluarkan bagian berat beracun berbahaya, seperti Seng Zn Tembaga Cu Arsenikum As Timah hitam Pb Cadmium Cd Antimon sintibium Tutup wadah harus sempurna tertutup Criteria kebersihan ditenukan dengan angka kuman maksimum 100/cm2 permukaan bebas dari kuman Faktor makanan Persyaratan untuk karyawan/tenaga pengolahan makanan diantaranya adalah Kondisi badan sehat dengan surat keterangan dokter Bebas dari penyakit menular TBC,thypus, kolera, dan lain sebagainya Harus punya buku pemeriksaan kesehatan Baca Juga “Suku Maasai” Sejarah & Bahasa – Adat Istiadat – Peninggalan Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan Makanan merupakan salah satu pokok kebutuhan manusia untuk kelangsungan karena itu, makanan merupakan hal yang penting bagi makanan bagi manusia, selain dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Zat makanan dalam tubuh mempunyai fungsi Sumber energi Zat pembangun Zat pengatur Oleh sebab itu, makanan yang cukup diperlukan agar badan mempunyai tenaga yang cukup untuk mempertahankan kehidupan, jasmani dapat tumbuh dengan baik, sehat dan makanan diperlukan agar tubuh tidak menjadi sakit baik oleh sebab defisiensi atau sebab dari luar. Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan yang harus diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vector/agen penyakit yang ditularkan melalui makanan yaitu Parasit-parasit seperti Taenia Saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum, Trichinella spiralis dan sebagainya. Parasit-parasit ini masuk dalam tubuh manusia melalui daging sapi,ikan, babi, yang terkena infeksi dan dimakan tanpa memasaknya cukup lama agar larva-larva parasit yang ada didalam daging mati. Mikroorganisme seperti salmonella typhi, shigella dysentrie, fever, virus hepatitis dan sebagainya, yang dapat mengkontaminaminasi makanan dan masuk dalamtubuh manusia. Toksin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri exo-toxin yang ada dalam makanan misalnya entero toxin dari staphylococcus, exo toxin dari clostridium botulinum Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun seabagai bahan makanan, seperti jamur beracun, tempe bongkrek dan sebagainya. Beberapa factor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap makanan adalah Air Erat sekali hubungannya dengan makanan, oleh karena itu, air diperlukan dalam semua prose pengolahan makanan. Dalam beberapa hal air sangat menentukan kualitas makanan. Air kotor sewage Berbagai macam bahan organic dan anorganik terlarut dalam air kotor Merupakan sumber dari kuman-kuman pathogen, terutama untuk kuman-kuman yang berasal dari saluran penting sebagai sumber pencemar bagi air dan makanan. Tanah Tanah yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan dengan cara Terbawa oleh alat-alat, masuk kedalam tempat makanan/penyimpanan makanan, akhirnya sampai ke makanan. Terkait pada bagian tanaman-tanaman/sayuran dan sebagainya. Melalui makanan yang dibungkus dengan bahan/kertas yang tekontaminasi oleh tanah yang mengandung mikroorganisme. Udara Adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu,air atau titik-titik ludah yang sudah disebarkan oleh orang/hewan, batuk atau berbangkis. Tergantung dari lokasi, musim, pergerakan udara. Manusia Merupakan sumber paten dari kuman-kuman Stahilococcus aurcus, Salmonelia, Clostridium perfringen, Enterrococcus. Baca Juga “Kesehatan Lingkungan” Pengertian Menurut Para Ahli & Tujuan – Ruang Lingkup Demikianlah pembahasan mengenai Hygiene Dan Sanitasi -Pengertian, Ruang Lingkup, Prinsip & Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Kebutuhan pokok makanan dan minuman tersebut harus aman dan menyehatkan badan. Kesalahan dalam penyediaan makanan dan minuman akan berakibat diperolehnya makanan yang tidak aman dan tidak menyehatkan bahkan berdampak pada gangguan kesehatan masyarakat. Pengelolaan makanan yang baik dan memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu upaya untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga perlu mendapat perhatian dari segi nilai gizi, segi kemurnian, maupun dari segi kebersihan. Sebab meskipun nilai gizi dan kemurnian baik namun kebersihan lingkungan tidak diawasi dan dipelihara, maka makanan tersebut dapat menimbulkan penyakit akibat kontaminasi. Sebelum memahami pengertian hygiene sanitasi makanan, kita harus mengetahui beberapa prinsip dan pengertian yang terkait dengan hal tersebut. Sebagaimana kita ketahui makanan adalah setiap benda padat atau cair yang apabila ditelan akan memberi suplai energi kepada tubuh untuk pertumbuhan atau berfungsinya tubuh. Sedangkan pengertian higiene merupakan upaya kesehatan dengan cara upaya memelihara dan melindungi subjeknya. Sementara pengertian sanitasi menurut Ehlers & Steel adalah usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit. Berdasarkan pengertian diatas maka pengertian sanitasi makanan merupakan upaya pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk dapat membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan itu diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan sampai saat dimana makanan dan minuman itu dikonsumsi oleh masyarakat. Sedangkan pengertian higiene sanitasi makanan menurut Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan Depkes RI Tahun 2004, adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Prinsip-Prinsip Higiene Sanitasi Makanan Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor penyehatan makanan yaitu faktor tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan makanan. Sedangkan prinsip higiene sanitasi makanan untuk mengendalikan kontaminasi makana sebagai berikut Pemilihan bahan baku makanan Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku mutlak diperhatikan. Bahan-bahan yang dimakan dalam keadaan mentah harus diangkut dan disimpan terpisah dari bahan baku lain dan bahan-bahan yang bukan bahan pangan. Bahan pangan harus dikirim sedemikian rupa sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme patogen atau pembentukan toksin dengan mengatur lamanya waktu pengiriman, suhu dan aktifitas air water aktivity=Aw bahan baku. Penyimpanan bahan makanan Kerusakan bahan makan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia, adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan dan kerusakan mekanis seperti gesekan, tekanan, benturan dan lain-lain. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya terbagi 4empat cara yaitu penyimpanan sejuk cooling, penyimpanan dingin chilling, penyimpanan dingin sekali freezing, penyimpanan beku frozen. Pengolahan makanan Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengolahan makanan antara lain Tersedaianya dapur yang memenuhi persyaratan, dengan minimal setiap dapur memiliki fasilitas tempat pencucian peralatan, tempat penyimpanan bahan makanan, temat persiapan, dan tempat pengolahan Kepmenkes Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003. Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan seperti sendok, pisaudan peralatan lainnya. Bentuk peralatan masak dipersyaratkan mudah dibersihkan dan tidak boleh berlekuk, tidak boleh digunakan untuk keperluan lain selain memasak, mengolah makanan dan penyimpanan makanan. Wadah penyimpanan makanan harus dalam keadaan bersih. Selain itu peralatan untuk penyimpanan makanan harus terpisah untuk makanan matang dan mentah, bahan makanan kering dan bahan makanan basah dan terpisah untuk setiap jenis makanan. Pelindung pencemaran, persyaratan menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 942/Menkes/SK/VII/2003, meliputi Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung dari tubuh. Setiap petugas yang bekerja disediakan pakaian kerja minimal celemek apron dan penutup rambut hair cover, khusus untuk penjamah makanan disediakan sarung tangan plastik yang sekali pakai dispossable, penutup hidung dan mulut mounth and nose masker. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi menggunakan sarung tangan plastik, penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya. Pengangkutan makanan pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan. Oleh karena itu titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak. Penyimpanan makanan Bahaya terbesar dalam makanan masak adalah adanya mikroorganisme patogen dalam makanan akibat terkontaminasinya makanan sewaktu proses pengolahan makanan maupun kontaminasi silang melalui wadah maupun penjamah makanan, kemudian dibiarkan dingin pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji ini akan mengakibatkan mikroorganisme berlipat ganda dalam jangka waktu antara 1-2 jam. Kondisi tersebut dimungkinkan karena bakteri akan tumbuh dan berkembang dalam makanan sesuai dengan karakteristik hidupnya, sehingga memungkinkan untuk berkembang biak dengan cepat. Beberapa karakteristik lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri antara lain makanan banyak protein dan banyak air moisture, pH normal 6,8-7,5,serta suhu optimum 10°-60°C. Sementara beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor risiko kejadian foodborne diseases terutama pada proses pembersihan alat makan, ketidak sesuaian dengan temperatur dan waktu penyimpanan juga rendahnya personal hygiene. Penyajian makanan Proses ini merupakan tahap akhir proses pengelolaan makanan. Prinsip penyajian makanan wadah untuk setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah terpisah, dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang, bila satu makanan tercemar yang lain dapat diselamatkan, serta memperpanjang masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan pangan. Refference Anwar. dkk., 1988 Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi. Depkes RI Jakarta. Jenie, BS Laksmini. 1996 Sanitasi dalam Industri Pangan, Fakultas Teknolgi Pertanian. IPB Bogor. Permenkes RI 942/MENKES/SK/VII/2003, Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Depkes RI, 1996 Modul Penyehatan Makanan dan Minuman untuk Petugas Puskesmas, Pengambilan Contoh dan Spesimen Makanan. Depkes RI, 1999 Prinsip-Prinsip Higiene Sanitasi Makanan. Depkes RI. 2001 Modul Kursus Penyehatan Makanan bagi Pengusaha Makanan dan Minuman, Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Depkes RI. 2004 Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan. Depkes RI. 2006 Kumpulan Modul Kursus Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Incoming Search Termsprinsip pengendalian kontaminasiprinsip prinsip pengendalian kontaminasiprinsip prinsip kontaminasiprinsip higienememahami prinsip pengendalian kontaminasi
Hygiene adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi, memelihara, meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk menjaga kebersihan tangan, mencuci piring untuk menjaga kebersihan piring. Sedangkan sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan oleh manusia setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh manusia, karena makanan sangat diperlukan untuk tubuh manusia. Hygiene sanitasi makanan adalah suatu upaya untuk menjaga atau mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Dalam pengelolaan makanan, ada 6 prinsip hygiene sanitasi yang harus diperhatikan, yaitu Pemilihan Bahan Baku Makanan Perlindungan terhadap bahan baku dari bahaya-bahaya bahan kimia atau pertumbuhan mikroorganisme patogen dan pembentukan toksin selama transportasi dan penyimpanan bahan baku harus diperhatikan. Penyimpanan Bahan Makanan Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena tercemar bakteri, karena alam dan perlakuan manusia. Adanya enzim dalam makanan yang diperlukan dalam proses pematangan seperti pada buah-buahan. Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat dikendalikan dengan pencegahan pencemaran bakteri. Sifat dan karakteristik bakteri seperti sifat hidupnya, daya tahan panas, faktor lingkungan hidup, kebutuhan oksigen dan berdasarkan pertumbuhannya. Penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya terbagi menjadi 4 empat cara yaitu penyimpanan sejuk cooling, penyimpanan dingin chilling, penyimpanan dingin sekali freezing, penyimpanan beku frozen. Pengolahan Makanan Pengolahan makanan adalah proses perubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan yang siap saji. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah dan prinsip-prinsip hygiene sanitasi seperti Dapur yang memenuhi persyaratan berdasarkan Kepmenkes No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan Peralatan masak harus mudah dibersihkan, tidak boleh mempunyai sudut/ berlekuk, tidak boleh digunakan untuk keperluan lain selain memasak. Wadah penyimpanan makanan harus dalam keadaan bersih. Penggunaan APD seperti Apron, Penutup Rambut, Sarung Tangan, Masker, dll Pengangkutan Makanan Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak lebih tinggi risikonya daripada pencemaran bahan makanan pada saat pengangkutan makanan. Penyimpanan Makanan Kontaminasi dapat terjadi sewaktu proses pengolahan makanan maupun melalui wadah dan atau penjamah makanan yang membiarkan makanan pada suhu ruangan. Kondisi optimum mikroorganisme patogen dalam makanan siap saji adalah 1-2 jam. Beberapa karakteristik lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan bakteri antara lain; makanan banyak protein dan banyak air moisture, pH normal 6,8 – 7,5, serta suhu optimum 100 – 600 C. Sementara beberapa penelitian menyimpulkan bahwa faktor risiko kejadian foodborne disease terjadi pada saat pembersihan alat makan, ketidaksesuaian dengan temperatur waktu penyimpanan dan rendahnya personal hygiene. Penyajian Makanan Prinsip penyajian makanan adalah wadah untuk setiap jenis makanan harus ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya agar makanan tidak terkontaminasi silang. Refference Anwar. dkk., 1988, Depkes RI, 2000, Depkes RI, 2004, Permenkes No. 715/Menkes/SK/V/2003, Permenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003
Higiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki kesehatan Purnawijayanti, 2001. Sedangkan menurut Depkes RI 2001, higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subyek, seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan dan sebagainya. Higiene juga berarti suatu upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003, tentang persyaratan higiene sanitasi rumah makan dan restoran, penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai dengan penyajian. Tenaga pengolah atau penjamah makanan adalah semua orang yang melakukan kegiatan pengolahan makanan, dengan tidak melihat besarnya pekerjaan. Menurut FAO 2001 tenaga penjamah makanan adalah setiap orang yang secara langsung menangani makanan baik yang dikemas maupun tidak, menangani peralatan makanan atau yang melakukan kontak langsung dengan permukaan makanan. Syarat utama pengolah makanan adalah memiliki kesehatan yang baik. Untuk itu disarankan pekerja melakukan tes kesehatan, terutama tes darah dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat kesehatan paru-paru dan saluran pernapasannya. Tes kesehatan tersebut sebaiknya diulang setiap 6 bulan sekali, terutama bagi pengolah makanan di dapur. Tenaga kerja yang dipekerjakan pada usaha jasa boga harus berbadan sehat, tidak mengidap penyakit menular seperti tif us, kolera dan tuberkulosa. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan. Terdapat kelompok penderita penyakit yang tidak boleh dilibatkan dalam penanganan makanan, yaitu penderita penyakit infeksi saluran pernapasan, pencernaan dan penyakit kulit. Ketiga jenis penyakit ini dapat dipindahkan kepada orang lain melalui makanan yang diolah atau disajikan penderita. Rongga hidung manusia khususnya yang menderita sinusitis mengandung banyak Staphylococcus. Demikian halnya dengan bisul dan luka bernanah merupakan sumber yang potensial Winarno, 1997. Untuk itu pekerja yang memiliki luka pada tubuhnya harus menutup luka tersebut dengan pelindung yang kedap air, misalnya plester, sarung tangan plastik atau karet, untuk menjamin tidak berpindahnya mikrobia yang terdapat pada luka ke dalam makanan. Pekerja harus mengikuti prosedur sanitasi yang memadai untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditanganinya. Prosedur yang penting bagi pekerja pengolah makanan adalah pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri. Pencucian tangan meskipun tampaknya merupakan kegiatan ringan yang sering disepelekan, terbukti cukup efektif dalam upaya mencegah kontaminasi pada makanan. Pekerja yang bekerja di bagian pengolahan dan pemasakan makanan harus mengenakan pakaian kerja dan tutup kepala yang bersih. Tiga hal berikut ini yang mengharuskan pekerja memakai pakaian bersih Pakaian kerja yang bersih akan menjamin sanitasi dan higiene pengolahan makanan karena tidak terdapat debu atau kotoran yang melekat pada pakaian yang secara tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran makanan. Pakaian yang bersih akan lebih menyadarkan para pekerja akan pentingnya menjaga higiene dan sanitasi dalam pengolahan makanan. Jika pekerja mengenakan pakaian yang bersih, maka pelanggan akan yakin bahwa makanan yang mereka pesan adalah aman. Pekerja harus mandi tiap hari. Penggunaan make-up dan deodoran yang berlebihan harus dihindari. Kuku pekerja harus bersih, dipotong pendek dan sebaiknya tidak dicat. Perhiasan dan aksesoris lainnya sebaiknya dilepas. Celemek yang digunakan pekerja harus bersih dan tidak boleh dijadikan lap tangan. Pekerja harus memakai sepatu yang memadai dan dalam keadaan bersih. Rambut pekerja harus dicuci secara periodik. Pekerja yang berambut panjang harus mengikat rambutnya dan disarankan menggunakan topi atau jala rambut hairnet. Pekerja yang memiliki kumis dan jenggot selalu menjaga kebersihan dan kerapiannya. Akan lebih baik jika kumis atau jenggot tersebut dicukur bersih Purnawijayanti, 2001. Sesuai Kepmenkes 715/MENKES/SK/V/2003, beberapa perilaku tenaga/karyawan yang seharusnya selama bekerja antara lain Tidak merokok. Tidak makan atau mengunyah. Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias polos. Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar kecil. Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar. Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat jasaboga Depkes RI, 2003. Selain hal-hal tersebut diatas, berikut ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pekerja yang terlibat dalam pengolahan makanan, sebagai berikut Tidak merokok, makan atau mengunyah selama melakukan aktivitas penanganan makanan. Tidak meludah atau membuang ingus di dalam daerah pengolahan. Selalu menutup mulut dan hidung pada waktu batuk atau bersin. Sedapat mungkin batuk dan bersin tidak di dekat makanan. Tidak mencicipi atau menyentuh makanan dengan tangan atau jari. Tetapi menggunakan sendok bersih, spatula, penjepit atau peralatan lain yang sesuai. Sedapat mungkin tidak sering menyentuh bagian tubuh misalnya mulut, hidung, telinga atau menggaruk bagian-bagian tubuh pada waktu menangani makanan. Seminimal mungkin menyentuh makanan yang siap disajikan dengan menggunakan tangan. Pada waktu memegang gelas minum pun dilarang untuk menyentuh bibir gelas. Jangan sekali-kali duduk diatas meja kerja Purnawijayanti, 2001. Kebiasaan pribadi para pekerja dan konsumen dalam mengelola bahan pangan dapat merupakan sumber yang penting dari pencemaran. Beberapa peristiwa dari keracunan bahan pangan yang tercemar oleh Staphylococcus aureus telah diakibatkan oleh higiene yang buruk dari pengelola bahan pangan tersebut. Apabila memungkinkan pengelola bahan pangan harus memakai sarung tangan plastik yang telah steril. Luka-luka dan iritasi lainnya pada kulit adalah tempat yang baik bagi sejumlah besar Staphylococcus aureus, oleh karenanya harus ditutup. Batuk atau bersin sekitar bahan pangan sebaiknya dihindarkan dan tangan harus dihindarkan dari muka dan hidung. Pekerja yang menderita diare tidak diperkenankan bekerja dengan bahan makanan. Sanitasi Makanan Saniter adalah suatu istilah yang secara tradisional dikaitkan dengan kesehatan terutama kesehatan manusia. Oleh karena kesehatan manusia dapat dipengaruhi oleh semua faktor dalam lingkungan, maka dalam prakteknya, implikasi saniter meluas hingga kesehatan semua organisme hidup Jenie, 1998. Ehlers dan Steele 1958 mendefinisikan sanitasi sebagai pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut Jenie, 1998. Secara luas, ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung atau tidak langsung membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam arti luas, juga mencakup kesehatan masyarakat taman, gedung-gedung umum, sekolah, restoran dan lingkungan lainnya. Sanitasi akan membantu mempertahankan lingkungan biologik sehingga polusi berkurang dan membantu melestarikan hubungan ekologik yang seimbang. Menurut WHO dan FAO, sanitasi makanan dapat diartikan pula sebagai upaya penghilangan semua faktor luar makanan yang menyebabkan kontaminasi dari bahan makanan sampai dengan makanan siap saji. Tujuan dari sanitasi makanan itu sendiri adalah mencegah kontaminasi bahan makanan dan makanan siap saji sehingga aman dikonsumsi oleh manusia. Dalam setiap operasi pembersihan, bahan-bahan sanitasi yang digunakan harus diikuti prosedur umum berikut Alat-alat harus dibersihkan sebaik mungkin sehingga tidak ada sisa-sisa organik yang nampak oleh mata. Tindakan ini dapat dibantu dengan menggunakan detergen dan apabila bahan ini digunakan harus dibasuh/dibilas secara baik dengan air bersih. Lakukan sanitasi. Beberapa contoh dari keadaan sanitasi termasuk menyiram dengan air panas 80oC selama 1/2 -1 menit, menyiram dengan larutan yang berkadar 50 ppm chlorine untuk waktu paling sedikit 1 menit, menyiram dengan larutan iodofor yang berisi paling sedikit 12,5 ppm iodine pada pH 5 untuk waktu paling sedikit 1 menit. Bilasi bahan-bahan sanitasi dengan air bersih dan tidak tercemar. Usaha tersebut akan tidak berguna apabila tidak ada kepastian bahwa langkah pertama tersebut di atas telah dilakukan, karena sisa-sisa organik dapat menyebabkan bahan-bahan sanitasi menjadi tidak aktif dan dapat melindungi mikroorganisme yang mencemarinya dari bahan tersebut. Lemak dan sisa-sisa bahan pangan yang terlihat harus dibersihkan dengan pembersihan yang baik dengan air panas dan detergen atau sabun. Nilai dari penggunaan air panas dalam program pembersihan dan sanitasi tidak boleh diabaikan. Lima langkah berikut ini harus dilakukan dalam upaya pemeliharaan sanitasi makanan Penggunaan alat pengambil makanan. Sentuhan tangan merupakan penyebab yang paling umum terjadinya pencemaran makanan. Mikroorganisme yang melekat pada tangan akan berpindah ke dalam makanan dan akan berkembang biak dalam makanan, terutama dalam makanan jadi. Penjagaan makanan dari kemungkinan pencemaran. Makanan atau bahan makanan harus disimpan di tempat yang tertutup dan terbungkus dengan baik sehingga tidak memungkinkan terkena debu. Penyediaan lemari es. Banyak bahan makanan dan makanan jadi yang harus disimpan dalam lemari es agar tidak menjadi rusak atau busuk. Pemanasan makanan yang harus dimakan dalam keadaan panas. Jika makanan menjadi dingin mikroorganisme akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat. Penyimpanan makanan jadi tidak terlalu lama. Jarak waktu penyimpanan makanan jadi selama 3 atau 4 jam sudah cukup bagi berbagai bakteri untuk berkembang Purnawijayanti, 2001. Beberapa persyaratan lain terkait sarana dan peralatan untuk pelaksanaan sanitasi makanan antara lain sebagai berikut Tersedia air bersih dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan dan memenuhi syarat Peraturan Menteri Kesehatan RI. Nomor 01/Birhukmas/I/1 975. Standar mutu air tersebut, meliputi a. Standar bersih, yaitu suhu, warna, bau dan rasa. b. Standar biologi, yaitu kuman-kuman parasit, kuman-kuman patogen dan bakteri E. colli. c. Standar kimiawi, yaitu derajat keasaman pH, jumlah zat padat dan bahan kimia lainnya. d. Standar radio aktif meliputi benda-benda radio aktif yang mungkin terkandung dalam air. Alat pengangkut/roda/kereta makanan dan minuman harus tertutup sempurna, dibuat dari bahan kedap air, permukaannya halus dan mudah dibersi hkan. Rak-rak penyimpanan bahan makanan/makanan harus mudah dipindah menggunakan roda penggerak untuk kepentingan proses pembersihan. Peralatan yang kontak dengan makanan, harus memenuhi syarat antara lain 1 Permukaan utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan; 2 Lapisan permukaan tidak mudah rusak akibat dalam asam/basa atau garam-garam yang lazim dijumpai dalam makanan; 3. Tidak terbuat dari logam berat yang dapat menimbulkan keracunan, misalnya Timah hitam Pb, Arsenium As, Tembaga Cu, Seng Zn, Cadmium Cd dan Antimoni Stibium; 4. Wadah makanan, alat penyajian dan distribusi harus bertutup. Refference, antara lain • Buckle, et al. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta UI-Press; • Depkes RI, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran; • FAO, WHO, 2001. Code of Hygienic Practice for The Preparation and Sale of Street Foods • Jenie, dkk .1998. Sanitasi Dalam Industri Pangan. IPB; • Moehyi, S., 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta Bharata; • Purnawijayanti, Hiasinta A., 2001. Sanitasi, Higiene dan Keselamatan Kerja dalam pengolahan Makanan. Yogyakarta Kanisius Incoming Search Termspenjamah makananhttps//www indonesian-publichealth com/syarat-higine-penjamah-makanan/syarat penjamah makananhttps//www indonesian-publichealth com/syarat-higine-penjamah-makanan/~text=Peralatan yang kontak dengan makanan dijumpai dalam makanan; 3
Connection timed out Error code 522 2023-06-13 172551 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6c08450e79fa38 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
berikut ini yang termasuk prinsip higiene dan sanitasi kecuali