Bahan½ jadi Jawaban. Peluang usaha dan pembelajaran baru bagi mahasiswa dalam bidang kewirausahaan F. 15 Contoh Kerajinan dari Kaleng Bekas Unik dan Bisa Dijual. Apabila pernah bagaimana cara menyiapkan administrasi untuk usaha tersebut. Produk laris yang bisa dijual. Perencanaan Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar. produkkerajinan berbahan limbah adalah benda kerajinan yang dibuat oleh tangan tangan manusia bukan karya mesin melainkan keterampilan tangan serta keahlian atau kemahiran tangan dalam mengolah bahan dalam penyusunan teknik dalam proses pembuatan benda kerajinan yang bahan utamanya berasal dari limbah contoh tikar yang terbuat dari bekas bungkus Lampubayangan yang terbuat dari kaleng kopi ini cukup terlihat indah. Lampu seperti ini cocok buat kamar tidur dan hanya dinyalakan ketika tidur sebagai pengganti lampu utama. Untuk membuatnya kamu hanya memerlukan kaleng bekas. Dalam gambar ini yang digunakan adalah kaleng kopi. Lalu gambar ukiran yang diinginkan. Limbahkeras yang dapat didaur ulang yaitu tempurung kelapa, cangkang kerang, tulang-belulang, plastik, logam, kaca, dan kaleng. Limbah-limbah dapat dipilah pilah sesuai kebutuhan. Jika dinilai tidak layak pakai, maka limbah dapat diselesaikan dengan cara dibakar. Sebaliknya limbah yang masih dalam kondisi utuh dapat dimanfaatkan kembali Logamberat merupakan contoh Limbah yang banyak dihasilkan oleh aktivitas . a. rumah tangga b. pertanian c. perkebunan d. industri e. restoran jawaban ; d. industri 15. Limbah B3 adalah Limbah yang mengandung zat-zat berikut, kecuali . a. sangat mudah menyala b. sangat mudah berubah c. mudah meledak d. pengoksidasi e. amat sangat mudah menyala restoran yg menyajikan aneka masakan di gerai. Ilustrasi limbah anorganik, sumber gambar anorganik merupakan jenis sampah yang tidak mudah mengalami pembusukan. Umumnya, limbah ini tidak berasal dari hewan dan tumbuhan. Namun, berasal dari benda-benda berbahan kaca atau plastik seperti kaleng, botol kaca, botol plastik, ataupun pembungkus satu sifat utama dari limbah anorganik adalah tidak dapat diuraikan secara alami. Meskipun ada beberapa limbah yang dapat terurai secara alami, namun limbah tersebut memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibanding limbah Limbah AnorganikIlustrasi limbah anorganik, sumber gambar anorganik masih banyak dijumpai di lingkungan kita. Mengutip buku Kuark—Bunyi, Pendengaran, dan Pencemaran Tanah oleh Gelar Soetopo 2020, beberapa contoh limbah anorganik yaitu sebagai berikutCara Mengolah Limbah AnorganikAgar dapat meminimalisir dampak negatif dari sampah anorganik, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar dapat memanfaatkannya secara tepat. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan daur ulang. Adapun langkah-langkah pengolahan limbah anorganik yaitu sebagai berikutLangkah mengolah sampah kertas yaitu dengan mengumpulkan buku atau kertas bekas dan menjualnya ke tukang rongsokan atau tempat pendauran ulang sampah. Umumnya, sampah kertas akan didaur ulang menjadi benda-benda bermanfaat. Hal ini lebih baik daripada membuang sampah kertas ke sungai atau kaleng merupakan jenis limbah yang tidak dapat terurai walaupun telah berumur ratusan atau bahkan ribuan tahun. Oleh karena itu, sebaiknya sampah jenis ini didaur ulang agar volumenya tidak terus bertambah banyak. Sampah kaleng dapat dimanfaatkan untuk pot bunga, kotak pensil, dan tempat pengolahan sampah atau daur ulang sampah, umumnya, sampah botol yang terdapat di pengolahan sampah akan didaur ulang menjadi botol baru. Lebih spesifik, botol yang dimaksud di sini yaitu botol plastik adalah salah satu sampah anorganik yang banyak dijumpai karena sebagian besar produk makanan, minuman, sabun, dan lain-lain menggunakan kemasan plastik. Sampah plastik dapat diolah menjadi aneka kerajinan seperti dompet, tas, tempat tisu, bahkan kostum kali, orang membuang pakaian yang sudah tidak terpakai ke sembarang tempat, seperti ke sungai atau ke laut. Sampah kain termasuk jenis sampah yang sulit untuk diuraikan, sehingga perlu didaur ulang agar menjadi bahan berguna. Kain yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan untuk lap lantai, lap meja, lap jendela, dan sampai membuang sampah anorganik ke sembarang tempat karena dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Alangkah lebih bijak jika kita dapat memanfaatkan limbah anorganik untuk barang-barang berguna. Limbah menjadi masalah bersama bagi seluruh umat manusia. Pasalnya, bahan-bahan tidak terpakai ini dapat mencemari lingkungan dan menjadi sarang berbagai macam penyakit. Limbah adalah bahan pembuangan seperti sisa produksi, baik dari alam maupun kegiatan manusia yang tidak terpakai, sehingga dapat berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal tentang prosedur impor limbah, menyatakan, bahwa limbah adalah barang atau bahan sisa dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan. Sementara itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, limbah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Jenis Limbah Meneruskan catatan Indonesia Environment & Energy Center, berdasarkan bentuk dan wujudnya limbah dibagi menjadi empat, yaitu 1. Limbah Cair Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi limbah cair domestik, limbah cair industri, rembesan dan luapan, serta air hujan. 2. Limbah Padat Limbah padat diartikan sebagai sisa kegiatan industri maupun domestik yang berbentuk padat, seperti kertas, plastik, hingga kain. Limbah jenis ini dapat dikelompokan menjadi sampah organik mudah busuk, sampah anorganik dan organik tak membusuk, sampah abu, sampah bangkai binatang, sampah sapuan, dan sampah industri. 3. Limbah Gas Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media penyebarannya. Penambahan gas ke udara yang melebihi kandungan udara alami dapat menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang dihasilkan berlebihan berpotensi mencemari udara dan dapat mengganggu kesehatan masyarakat. 4. Limbah Suara Limbah ini berupa gelombang bunyi yang merambat melalui udara. Limbah suara dapat dihasilkan dari mesin-mesin pabrik, mesin kendaraan, hingga peralatan elektronik. Limbah Organik dan Anorganik Selain jenis di atas, limbah bisa dibagi menjadi dua, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. 1. Limbah Organik Limbah organik merupakan limbah yang tersusun dari bahan-bahan organik dan dapat terurai melalui proses biologis. Limbah tersebut akan menimbulkan bau tak sedap saat membusuk, sehingga perlu penanganan tepat untuk mencegah terjadinya polusi udara. Salah satu penanganan yang efektif adalah mengolahnya menjadi pupuk organik. Adapun ciri-ciri limbah organik, yaitu; Limbah organik mempunyai kandungan air dengan kadar yang banyak. Selama proses pembusukan, kandungan air yang terdapat di dalam limbah tersebut akan menguap hingga akhirnya mengering. Limbah organik berasal dari sisa bahan alam atau merupakan hasil olahan manusia, tak melalui proses panjang dan di dalamnya memuat banyak zat kimiawi. Limbah cenderung mudah membusuk, tanpa perlu melewati berbagai proses pengolahan. Hal itu dapat dibuktikan saat Anda menemukan limbah atau sampah yang hendak hancur, meski hanya dibiarkan selama beberapa waktu tanpa menjalani berbagai proses. Mikroba atau kuman pengurai yang ada di dalam atau dasar tanah, mampu menghancurkan limbah atau sampah. Dengan kata lain, apabila mengubur atau memendam limbah organik di dalam tanah dengan cara yang benar seperti di dalam atau dasar tanah, tak akan tercemar. 2. Limbah Anorganik Limbah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit untuk terurai. Berbeda dengan limbah organik, limbah ini bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non hayati termasuk produk sintesis dan hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Contoh sampah anorganik yaitu sampah logam dan produk olahannya, sampah plastik, kaca, keramik, dan detergen. Sebagian besar sampah non organik ini tidak bisa diurai oleh alam atau mikroorganisme. Limbah anorganik dibagi menjadi dua jenis, yaitu Limbah Lunak Anorganik Limbah lunak anorganik adalah limbah yang bersifat lunak atau lentur serta mudah dibentuk. Adapun contohnya yaitu sampah plastik, baik yang berbentuk kantong plastik, styrofoam, sedotan plastik, atau bungkus makanan cepat saji. Selain itu, ada juga limbah cair, seperti bekas air deterjen, sabun cuci, minyak goreng, dan sebagainya. Limbah Keras Anorganik Kebalikan dari limbah lunak, limbah keras anorganik bersifat tidak mudah dihancurkan karena mengandung bahan yang kuat. Limbah ini hanya dapat dihancurkan dengan metode penghancuran tertentu, pemanasan, atau pembakaran. Adapun contoh limbah keras, antara lain pecahan keramik, kaca, paku berkarat, dan bekas kaleng. Selain kedua jenis limbah anorganik di atas, ada juga limbah anorganik gas atau angin yang tidak dapat terjamah oleh indra. Limbah jenis ini berasal dari cerobong asap pabrik-pabrik produksi yang berbahaya bagi kesehatan dan dapat mengakibatkan bumi semakin panas. Gambar oleh Sarah Lötscher dari PixabayKelestarian lingkungan serta kreativitas merupakan dua hal yang saling bersangkutan dalam pemanfaatan kaleng bekas. Jakarta dengan kepadatan penduduk jiwa menghasilkan sampah sebesar setiap dengan ketentuan yang ditetapkan di Pasal 5 UU pengelolaan lingkungan hidup No. 23 tahun 1997, bahwa masyarakat berhak atas lingkungan hidup yang baik serta mendapatkan hak tersebut, di Pasal 6 dinyatakan bahwa masyarakat dan pengusaha berkewajiban untuk berpartisipasi dalam memelihara kelestarian lingkungan, mencegah dan menanggulangi pencemaran serta kerusakan lingkungan. Terkait dengan ketentuan tersebut, pada UU No. 18 Tahun 2008 secara eksplisit pula dinyatakan, bahwa setiap orang memiliki hak serta kewajiban dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pengelolaan sampah Pasal 12 dinyatakan, setiap orang harus mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan kaleng cat yang berukuran 5 Kg akan memberikan dampak negatif, jumlah volume sampah yang tinggi tidak terkelola dengan baik menyebabkan gangguan kesehatan, menurunkan kualitas lingkungan, serta keindahan lingkungan. Pemanfaatan kembali secara eksklusif contohnya dengan menggunakan produk baru yang berbahan baku limbah atau barang bekas. Pemanfaatan tersebut menerapkan prinsip-prinsip Re-use menggunakan kembali, yaitu sebisa mungkin menentukan barang-barang yang mampu dipakai kembali, serta Recycle mendaur ulang, yaitu memaksimalkan pemakaian kembali material menggunakan teknologi daur ulang melalui industri non-formal serta industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain yang bisa digunakan lebih sampah khususnya di Jakarta menjadi masalah yang sangat pelik dan sangat sulit untuk dipecahkan. Karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan, hal tersebut adalah salah satu hal yang paling dominan dalam menyumbangkan berbagai masalah sampah di perkotaan tersebut. Salah satu barang bekas pakai yang sulit terurai secara biologis adalah wadah yang berbahan kaleng. Oleh oleh karena itu, kaleng-kaleng bekas seperti kaleng bekas kemasan cat, biasanya digunakan kembali reuse sebagai wadah atau fungsi yang lain. Pemanfaatan Kaleng Bekas Menjadi Produk Bernilai Ekonomis, bisa dilakukan dengan cara memberikan pelatihan kepada masyarakat supaya dapat memahami cara memanfaatkan kaleng bekas menjadi pot tanaman dengan memberikan sentuhan warna yang menarik. Anggaraini, Alva, Kurniawan & Yuliarty, 2019Sebagai sasaran pelatihan adalah masyarakat wilayah Jakarta Timur. Program Pengabdian Kepada Masyarakat PPKM bekerja sama dengan KADIN dan melakukan perjanjian kerja sama dengan masyarakat dalam Lingkup di Jakarta. Untuk mengurangi hal-hal di bawah ini Minimnya ruang hijau di Jakarta sehingga membutuhkan wadah tanam khusus agar masyarakat bisa terus menanam berbagai jenis kaleng bekas berserakan dimana-mana tanpa ada yang peduli dengan kebersihan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sampah tujuan dari kegiatan pelatihan dan Program Pengabdian Kepada Masyarakat PPKM ini adalahMengurangi limbah kaleng bekas dengan cara memanfaatkan kaleng bekas menjadi produk yang wawasan/pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat, baik secara individu maupun potensi sumber daya manusia untuk membuka peluang alternatif kegiatan usaha mandiri maupun adanya pelatihan kepada Program Pengabdian Kepada Masyarakat PPKM adalahMembantu pemerintah pada tingkat Kelurahan dan Kecamatan dalam memberdayakan kemampuan masyarakat, khususnya para wanita dalam menciptakan alternatif kegiatan yang dapat memberikan nilai pengetahuan dan kesadaran bagi para masyarakat mengenai pengolahan sampah khususnya limbah kaleng bekas yang dihasilkan setiap harinya oleh masyarakat realisasi kepedulian dalam seni dan desain bagi masyarakat pelatihan Program Pengabdian Kepada Masyarakat PPKM ini diikuti oleh beberapa masyarakat melalui beberapa tahapan yaitu, melakukan survei ke berbagai desa atau kelurahan dan menemui para bapak/ibu kepala desa untuk menawarkan bagaimana agar para masyarakat mau menerima pelatihan dalam memanfaatkan kaleng bekas menjadi barang yang bermanfaat serta mengubah barang tersebut menjadi produk barang yang bernilai ekonomis dengan cara mengeluarkan kreativitas masyarakat dalam mengubah sampah kaleng menjadi kerajinan rumah dilakukan melalui beberapa tahapanPelatihan dengan metode diskusi, dan tanya jawab mengenai materi pelatihan, dimulai dengan pengenalan terhadap alat, bahan, dan media yang tahapan kerja dalam pemanfaatan kaleng pembuatan kaleng bekas dengan desain yang diinginkan, dengan bimbingan secara langsung dari para instruktur untuk mengarahkan masyarakat dalam setiap tahapan elemen warna yang dipilih oleh peserta dan evaluasi hasil karya peserta pembuatan tempat duduk dari kaleng bekas a. Menyiapkan beberapa bahan dan alat yang digunakan seperti b. Langkah pembuatan kerajinan dari kaleng bekasSiapkan kaleng bekas dan spidol untuk membuat sketsa terlebih dahulu di atas kaleng. Setelah selesai pembuatan sketsa, siapkan cat akrilik/cat minyak dan minyak tanah, satukan cat akrilik dan minyak tanah dalam satu tempat lalu aduk hingga merata. Setelah proses pencampuran selesai, pewarnaan kaleng bekas menggunakan kuas dan cat yang telah dicampur dengan minyak tanah, lalu mulai mengecat mengikuti alur dari sketsa yang telah dibuat sebelumnya. Sembari menunggu catnya kering, siapkan sepon dan kain bekas, lalu potong sesuai ukuran kaleng. Setelah selesai semua, proses yang terakhir yaitu merangkai kaleng bekas yang sudah di cat dengan sepon menjadi praktik yang telah dilakukan, masyarakat telah mengeluarkan bakat kreativitas dari dalam diri mereka demi mendapatkan hasil yang sempurna. Hampir semua masyarakat memperlihatkan kinerja masing-masing dengan baik. Berbagai kesan diberikan oleh masyarakat yang selain menganggap pelatihan ini cukup sulit tetapi juga menarik untuk dipelajari lebih dalam karena ini sangat bermanfaat untuk anak muda untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara mengembangkan kaleng bekas menjadi tempat duduk yang bernilai ekonomi. Riyanti, 2019Anggaraini, Rini., Alva, S, Kurniawan, T & Yuliarty, P, 2018. Analisis Potensi Limbah Logam/Kaleng, Studi Kasus di Kelurahan Meruya Selatan, Jakarta Barat. Rini Anggaraini, Jurnal Teknik Mesin Vol. 07, No. 2, h. 83-91. Diakses pada 17 Desember 2022 Teguh Manuel, 2019. Daur Ulang Sampah Kaleng Menjadi Produk yang Bernilai Ekonomis. Menul Teguh Riyanti, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2, No. 2, h. 64-69. Diakses pada 5 desember 2022 - Limbah adalah sisa hasil produksi berupa sampah yang sudah tidak terpakai. Umumnya, limbah mengandung bahan-bahan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, limbah dimaknai dengan sisa proses produksi; bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian; barang rusak atau cacat dalam proses produksi. Selain memiliki dampak buruk, limbah juga mempunyai nilai manfaat apabila diolah dengan cara yang baik dan benar. Beberapa contoh manfaat limbah ketika diberdayakan dengan baik seperti menghasilkan barang baru yang berguna dan mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan. Berdasarkan asalnya, limbah dihasilkan dari berbagai tempat seperti rumah tangga, pabrik-pabrik industri maupun kegiatan tertentu. Dikutip dari buku Prakarya Kelas VII 20176, limbah dapat dikelompokan menjadi tiga bagian sebagai Limbah Berdasarkan Wujudnya Limbah berdasarkan wujudnya dibagi menjadi tiga, yakni limbah gas, limbah cair, dan limbah padat. Contoh dari limbah gas seperti karbon dioksida CO2, HCL, NO2 dan lainnya. Contoh limbah cair ialah air cucian, air hujan, rembesan AC, air sabun, dan minyak goreng buangan. Sedangkan, contoh dari limbah padat seperti kotak kemasan, bungkus jajanan, botol, kertas, kardus, dan ban bekas. 2. Limbah Berdasarkan Sumbernya Limbah berdasarkan sumbernya dibagi ke dalam empat ketegori meliputi limbah dari pertanian, limbah dari industri, limbah dari pertambangan, dan limbah dari domestik. 3. Limbah Berdasarkan Senyawannya Limbah berdasarkan senyawanya dibagi menjadi dua kelompok, yakni limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang mudah diuraikan dan mengandung unsur karbon. Limbah organik kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Adapun contoh dari limbah organik seperti kulit buah, kulit sayur, kotoran manusia dan kotoran hewan Sedangkan, limbah anorganik adalah limbah yang pelik untuk diuraikan dan tidak mengandung unsur karbon. Beberapa contoh dari limbah anorganik seperti plastik, beling, dan baja. Prinsip-prinsip Pengolahan Limbah dan Contoh Penerapannya Limbah merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan hidup. Karena itu, diperlukan pengolahan limbah yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut. Pengolahan perlu dilakukan secara tepat karena tidak semua limbah dapat dimanfaatkan atau didaur ulang. Terdapat sejumlah prinsip pengolahan limbah yang penting diterapkan. Selama ini, dikenal prinsip pengolahan limbah 3R yakni Reuse, Reduce, dan Recycle. Kemudian, dalam perkembangannya, 3R meningkat menjadi “Prinsip 5R”, yaitu Reduce, Reuse, Recycle, Recovery, dan Disposal. Dikutip dari modul Pembelajaran Jarak Jauh Prakarya Aspek Kerajinan oleh Kemendikbud 202020-21, berikut penjelasan prinsip-prinsip pengolahan limbah 3R atau 5R beserta Prinsip Mengurangi ReducePrinsip pertama dalam pengolahan limbah yakni dengan mengurangi produksi limbah sedari awal. Contoh praktik prinsip reduce adalah membawa sendiri kantung belanja, memakai produk yang dapat digunakan berkelanjutan, dan lain Prinsip Menggunakan Kembali ReusePrinsip kedua yang dapat dilakukan dalam pengolahan limbah, yakni dengan menggunakan kembali material yang dapat serta aman untuk digunakan ulang. Adapun contoh penerapan prinsip reuse adalah membuat kerajinan tangan proses upcycle. 3. Prinsip Mendaur Ulang RecyclePrinsip ketiga dalam mengelola lombah recycle, yakni dengan mendaur ulang dengan cara melebur, mencacah, dan melelehkan untuk membuat sebuah produk baru yang dapat digunakan kembali. Dalam hasil mendaur ulang, biasanya produk akan mengalami penurunan kualitas. Contoh penerapan prinsip recycle adalah pemanfaatan limbah plastik untuk diolah menjadi barang perabotan rumah tangga, pengolahan limbah organik untuk pupuk, pengolahan limbah kulit sapi dengan disamak untuk dibuat menjadi kerajinan tas/jaket, dan lain Prinsip Pemulihan RecoveryPemulihan recovery merupakan prinsip yang dapat digunakan setelah suatu limbah tidak dapat mengalami proses daur ulang. Proses pemulihan yakni untuk menghasilkan energi atau materi baru dengan cara memproses sampah-sampah yang tidak dapat dilakukan proses daur ulang. Contoh penerapan prinsip recovery adalah pengolahan air limbah pabrik sebelum dibuang ke sungai. 5. Prinsip Pembuangan DisposalPembuangan adalah proses dalam pengolahan limbah terhadap sisa-sisa dari tahapan recovery berupa abu atau materi lain. Kemudian, materi sisa tersebut dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir TPA untuk dilakukan pengolahan dan pemrosesan supaya tidak merusak penerapan prinsip ini adalah pengolahan dan pemusnahan limbah B3 di fasilitas khusus. - Pendidikan Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Addi M Idhom Limbah kaleng adalah limbah yang tidak bisa diurai secara alami atau proses biologi, limbah kaleng ini termasuk limbah anorganik. Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah. Bagi orang awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman atau produk lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium dan campuran logam lapisan ini dilapisi lagi oleh lapisan bukan metal yaitu untuk mencegah reaksi dengan makanan ataupun minuman di dalamnya. Kelebihan menonjol dari kemasan ini adalah bisa dilakukannya proses sterilisasi, sehingga makanan yang disimpan di dalamnya menjadi steril, tidak mudah rusak, dan awet. Dan pengertian dari baja adalah logam alloy yang komponen utamanya adalah besi Fe, dengan karbon sebagai material pengalloy utama. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-karbon alloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, alloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi Fe. Definisi yang lebih baru, baja adalah alloy berdasar besi yang dapat dibentuk secara plastik. Pada kaleng, daya ketahanan timah terhadap korosi juga tidak sempurna, akan tetapi terhadap reaksi dengan makanan di dalamnya lebih lambat dibandingkan dengan baja kareng struktur pada logam industri kemasan, kaleng merupakan salah satu wadah yang banyak dipergunakan oleh industri makanan dan minuman. Praktis, mudah dibawa, dan menarik dengan aneka lukisan atau gambar pada dinding luar kaleng. Meningkatnya penggunaan kaleng sebagai wadah makanan atau minuman memberikan masalah lingkungan yang menjadi perhatian bersama. Kaleng-kaleng tersebut menjadi salah satu bahan bahan pencemar yang mengganggu lingkungan. Sampah yang menimbulkan karat dan akan mengganggu terhadap kesuburan tanah. Sampah padat yang lama mengalami proses penguraian dalam perkembangannya sampah kaleng menjadi bahan yang dicari para pemulung barang bekas untuk dijual ke pengepul barang bekas dan diolah kembali dalam pabrik menjadi bahan baru. Oleh beberapa pengrajin keleng bekas tersebut diolah menjadi barang berguna untuk keperluan rumah tangga; parutan kelapa, cikrak, saringan penggorengan, asbakdan sebagainya. Masih banyak yang bisa diperbuat untuk mengurangi sampah ataulimbah kaleng dilingkungan sekitar. Tentu hal ini bukan hal mudah. Sikap konsumtif yang melanda generasi saat ini dengan makanan dan minuman kaleng sebagai sebuah gaya hidup upaya menumbuhkan keasadran untuk mengolah dan memanfaatkan kembali kaleng bekas menjadi barang bergunan memiliki tantangan mengetahui limbah kaleng,maka kita akan lebih mengetahui bagaimana penanganan dan pengolahan dari sampah kaleng. Karena kita tahu bahwa sampah kaleng adalah salah satu masalah besar yang perlu diperhatikan ,dalam hal kelestarian lingkungan hidup. Mengingat kaleng tidak mudah terurai. Untuk mengatasinya kaleng perlu didaur ulang,diolah kembali,dan dijadikan barang berguna. Ada beberapa cara mendaur ulangnya,juga ada bermacam jenis alat atau mesin untuk usaha itu, salah satu mesin yang menunjang usaha tersebut ialah mesin press

berikut merupakan produk yang dihasilkan dari limbah kaleng kecuali