Puisiberantai tentang santri. Semangatku dan jiwaku selalu ada disampingmu. Silakan berkunjung, boleh juga saling tukar link di blog saya. Termasuk juga puisi berantai yang dimainkan oleh beberapa orang. Duta terlihat sedang pakai sepatu. Alfiyah ibnu malik yang ku kira hanya bait. Puisi berantai 3 orang ke 3. Takhanya itu, Kiai Said bersyukur, karena adanya Liga Santri Nusantara simbol-simbol NU dan pesantren terbawa ke stadion. "Alhamdulillah karena adanya Liga Santri, Shalawat Badar, Ya robbi bil mustofa, Ya Lal Wathon ada di lapangan sepak bola. Enggak ada itu sebelumnya, enggak ada itu," tegas kiai yang pernah nyantri di Kempek, Lirboyo Penjelasanberikut merupakan sedikit penjabaran dari bait-bait atau nadhom dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik yang sangat masyhur di kalangan pesantren di Indonesia. Pengertian Jamak Taksir Sebelum mengenal lebih jauh mengenai jamak taksir dan bagaimana contohnya, akan lebih baik bagi sahabat muslim untuk mengetahui pengertiannya terlebih dahulu. PembagianMubtada. Imam ibnu Aqil dalam kitabnya "Alfiyah ibnu Aqil" menjelaskan bahwa mubtada dibagi menjadi dua macam, yaitu mubtada khobar dan mubtada sadda masadda al-khobar. Mubtada khobar adalah setiap mubtada yang memiliki isim sebagai khobarnya, seperti penjelasan pada bab sebelumnya. Sehinggamenurut penulis, bait alfiyah ini menjelaskan etika sosial yang mengedepankan dan mengutamakan adab atau akhlakul karimah terkait tentang menyatakan cinta. Siapa yang tak kenal dengan nadhom alfiyah ibnu malik yang begitu istimewa, terutama santri di. 31 Kata Cinta Dari Alfiyah Kata Kata Mutiara Bucin 11+ kata mutiara dalam kitab alfiyah. restoran yg menyajikan aneka masakan di gerai. LumajangNetwork- Ayat Alquran kata identik dengan pemuda adalah fatā dengan berbagai macam bentuk derivasinya yang disebut 9 kali. Pemuda dalam Alquran terulang dengan 9 ayat dengan rincian dalam bentuk fatā QS. Yūsuf [12] 30, al-Kahfi [18] 60 dan 62, al-Anbiyā’ [21] 60. Ayat tentang pemuda di Alquran dengan kata fatayāni/bentuk tasniyah QS. Yūsuf [12] 36, al-fityatu QS. al-Kahfi [18] 13, fityān QS. Yūsuf [12] 62, dan fatayāt/pemudi QS. al-Nisā’ [4] 25 Baca Juga Pemkab Lumajang Buka Pendaftaran Calon Pemuda Pelopor, Maksimal 30 Tahun, Daftar Segera Berikut 9 ayat Alquran tentang pemuda disadur dari jurnal ilmiah Muhammad Anshari, Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga 1. Surat Yusuf ayat 30 Ayat ini menjelaskan daya tarik pemuda bahkan terhadap wanita yang sudah bersuami. Dalam surat tersebut digambarkan sosok pemuda bernama Yūsuf yang beriman, adil, penyabar, kasih sayang, hormat kepada orang tua, tidak pendendam, bertakwa kepada Allah, dermawan, dan pemaaf yang perlu dicontoh pemuda hari ini. وَقَالَ نِسْوَةٌ فِى ٱلْمَدِينَةِ ٱمْرَأَتُ ٱلْعَزِيزِ تُرَٰوِدُ فَتَىٰهَا عَن نَّفْسِهِۦ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَىٰهَا فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ wa qāla niswatun fil-madīnatimra`atul-azīzi turāwidu fatāhā an nafsih, qad syagafahā ḥubbā, innā lanarāhā fī ḍalālim mubīn Dan wanita-wanita di kota berkata “Isteri Al Aziz menggoda pemudanya untuk menundukkan dirinya kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada pemudanya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata”. Baca Juga Hadits Tentang Pemuda dan Anjuran Puasa Bagi Pemuda Jomblo 2-4. Surat Al Kahfi ayat 60-62 Ayat ini menjelaskan pemuda yang mendampingi Nabi Musa dalam perintah Allah yang akhirnya bertemu Nabi Khidir, namun pemuda tersebut tidak ikut ketika peristiwa dengan Nabi Khidir. Terkini Kata-kata hikmah Alfiyah ﻓﺎﺭﻓﻊ ﺑﻀﻢ ﻭﺍﻧﺼﺒﻦ ﻓﺘﺤﺎ ﻭﺟﺮ ﻛﺴﺮﺍ ﻛﺬﻛﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺒﺪﻩ ﻳﺴﺮ Bercita-citalah setinggi langit, dan ber etikalah yang mulya, serta rendahkanlah hatimu. Insyaalloh dirimu akan mendapat kemudahan serta kebahagiaan dan mati dengan husnul khotimah ﻭَﻛُﻞُّ ﺣَـﺮْﻑٍ ﻣُﺴْﺘَــﺤِﻖٌّ ﻟِﻠْﺒِﻨَﺎ ﻭَﺍﻷَﺻْﻞُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺒْﻨِﻲِّ ﺃَﻥْ ﻳُﺴَﻜَّﻨَﺎ Setiap diri hendaklah memiliki jiwa yang kokoh berpegang teguh pada kebenaran. Dan pada hakikatnya keteguhan seseorang tergantung pada istikamahnya hati ﻻ ﺃﻗﻌﺪ ﺍﻟﺠﺒﻦ ﻋﻦ ﺍﻟﻬﻴﺠﺎﺀ ﻭﻟﻮ ﺗﻮﺍﻟﺖ ﺯﻣﺮ ﺍﻻﻋﺪﺍﺀ Aku takan putus asa dalam meraih cita-cita sejati, walau cobaan datang silih berganti menghadangku. Aku tidak akan duduk bertopang dagu karna pertempuran, meski menghadapi gelombang musuh yang datang silih berganti ﻭَﻣَﺎ ﻳَﻠِﻲ ﺍﻟْﻤُﻀَﺎﻑَ ﻳَﺄْﺗِﻰ ﺧَﻠَﻒَ ﻋَﻨْﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻻِﻋْﺮَﺍﺏِ ﺇِﺫَﺍ ﻣَﺎ ﺣُﺬِﻑَ Santri itu jadi penerus bagi perjuangan para Ulama di muka bumi , di kala mereka di panggil untuk menghadap keharibaan Alloh ﻭﺯﻛّﻪ ﺗﺰﻛﻴﺔ ﻭﺃﺟﻤﻼ ﺇﺟﻤﺎﻝ ﻣﻦ ﺗﺠﻤّﻼ ً ﺗﺠﻤّﻼ ﻭﺍﺳﺘﻌﺬ ﺍﺳﺘﻌﺎﺫﺓ ً ﺛﻢّ ﺃﻗﻢ ﺇﻗﺎﻣﺔ ﻭﻏﺎﻟﺒﺎ ً ﺫﺍ ﺍﻟﺘﺎ ﺍﻟﺘﺰﻡ Sucikanlah hatimu, hiasilah hatimu seperti orang yang pandai menghias dirinya dengan budi pekerti yang luhur. Dan mintalah pertolongan serta perlindungan pada Allah. Apabila mampu mengerjakannya, Insyaallah akan tetap mendapat kebahagiaan. ﻓَﺎﻟﻨَّﻌْﺖُ ﺗَﺎﺑِﻊٌ ﻣُﺘِﻢُّ ﻣَﺎ ﺳَﺒَﻖ ﺑِﻮَﺳْﻤِﻪِ ﺃَﻭْ ﻭَﺳْﻢِ ﻣَﺎ ﺑِﻪِ ﺇﻋْﺘَﻠَﻖ Sifat seorang anak itu tergantung pada orang tua yang mendidiknya, baik melihat tingkah laku orang tua sendiri ataupun orang sekelilingnya ﻭَﺃَﻟِﻔًﺎ ﺯِﺩْ ﻗَﺒْﻠَﻬَﺎ ﻣُﺆَﻛِّﺪﺍ ﻓِﻌْﻠًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﻧُﻮْﻥِ ﺍﻹِﻧَﺎﺙِ ﺃُﺳْﻨِﺪﺍ Bilamana kau mencintai seorang perempuan, sebelum kau utarakan isi hatimu. Tumbuhkanlah rasa kepercayaan pada perempuan tersebut dengan prilaku yang terpuji. ﻭﺍﻻﺳﻢ ﻗﺪ ﺧﺼﺺ ﺑﺎﻟﺠﺮ ﻛﻤﺎ ﻗﺪ ﺧﺼﺺ ﺍﻟﻔﻌﻞ ﺑﺄﻥ ﻳﻨﺠﺰﻣﺎ Janganlah kau seperti kalimat isim yang mau mengerjakan suatu yang rendah menurut kacamata islam, namun berpegang teguhlah seperti kalimah fiil, bisa hidup istiqomah dan tidak mau mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya. ﻭﺍﻟﻔﺘﺢُ ﻧﺰﺭٌ ﻭﺻِﻞِ ﺍﻟﺘﺎ ﻭﺍﻷﻟﻒْ ﺑِﻤَﻦْ ﺑﺈﺛﺮِ ﺫﺍ ﺑﻨﺴﻮﺓٍ ﻛَﻠِﻒْ Sedikit sekali orang yang terbuka hatinya untuk mendalami ilmu agama dan umum, sementara hatinya selalu tertuju pada cowok/cewek pacaran kecuali hanya sebagian kecil yang diperoleh ﻭﺍﻗﺮﻥ ﺑﻔﺎ ﺣﺘﻤﺎً ﺟﻮﺍﺑﺎً ﻟﻮ ﺟُﻌِﻞ ﺷﺮﻃﺎً ﻹﻥ ﺃﻭ ﻏﻴﺮﻫﺎ ﻟﻢ ﻳﻨﺠﻌﻞ Menjawab salam itu hukumnya wajib ain bila yang ada hanya satu orang, namun bila yang diberi salam itu orang banyak maka hukumnya fardu kifayah. ﻭﻧﺤﻮ ﻋﻨﺪﻱ ﺩﺭﻫﻢ ﻭﻟﻲ ﻭﻃﺮ ﻣﻠﺘﺰﻡ ﻓﻴﻪ ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻟﺨﺒﺮ Seorang muslim yang sudah mampu dalam harta dan perjalanannya ke makkah serta tidak terhalang oleh sesuatu, maka wajib untuk mendahulukan kewajiban hajinya. ﻭﺧﺒﺮ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﺭ ﻗﺪّﻡ ﺃﺑﺪﺍ ﻛﻤﺎ ﻟﻨﺎ ﺇﻻ ﺍﺗﺒﺎﻉ ﺃﺣﻤﺪﺍ Sebagai seorang mukmin, tentunya kita harus senantiasa meniru jejak langkah baginda nabi muhammad SAW… Semoga kita semua termasuk ummatnya yang mampu melanjutkan perjuangannya. ﻭﺍﺣﻜﻢ ﺑﺘﻨﻜﻴﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻨﻮّﻥ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺗﻌﺮﺑﻒ ﺳﻮﺍﻩ ﺑﻴّﻦ Hukumilah dengan hukum nakiroh jahil/mahjub bagi orang-orang yang masih menggunakan sifat-sifat kemanusiaan tanwin Dan hukumilah dengan hukum ma’rifat maqom waliyulloh bagi orang-orang yang menyatakan sifat-sifat kehambaan. Riyadul Alfiyah sadang ﻭﻳﺮﻓﻌﺎﻥ ﻣﻀﻤﺮﺍ ً ﻳﻔﺴّﺮﻩ ﻣﻤﻴّﺰّ ﻛﻨﻌﻢ ﻗﻮﻣﺎ ً ﻣﻌﺸﺮﻩ Ahli ta’sir dan ahli iksir akan membuat mulya kepada hati yang menemaninya sehingga hatinya akan mendapat puttuh ma’rifat karna selalu diberikan penerangan dan akan berkumpul dengan merekalah sebaik-baiknya perkumpulan. ﻭﺑﻌﺪ ﺃﻥ ﺗﻌﻮﻳﺾ ﻣﺎ ﻋﻨﻬﺎ ﺍﺭﺗﻜﺐ ﻛﻤﺜﻞ ﺃﻣّﺎ ﺃﻧﺖ ﺑﺮّﺍ ﻓﺎﻗﺘﺮﺏ Pasti berlaku menggantikan diri kepada derajat yang lebih tinggi jika diri tersebut telah dikenakan sesuatu yang dapat mengembalikan kepada jati diri yang hakiki. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah niscaya engkau akan mendapat kebahagiaan yang hakiki yaitu menyandang gelar waliyulloh. ﻭﺍﻣﻨﻊ ﺯﻳﺎﺩﺓ ً ﺑﻼ ﻗﻴﺪٍ ﺛﺒﺖ ﺇﻥ ﻟﻢ ﺗﺒﻴّﻦ ﺣﺠّﺔّ ﻛﺤِﻈﻠﺖ Janganlah berlebihan dalam segala hal tanpa diiringi Vaktualisasi yang loyal. ﻭﻳُﻌﺮﻑ ﺍﻟﺘﻘﺪﻳﺮ ﺑﺎﻟﻀﻤﻴﺮ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻛﺎﻟﺮّﺩّ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﺼﻐﻴﺮ Pada hakekatnya kaya itu tidak di ukur dari segi materi, tapi lebih dititik beratkan pada kesederhanaan dan murah hati. Riyadul Alfiyah sadang ﻭﻣﺎ ﺃﺗﻰ ﻣﺨﺎﻟﻔﺎ ﻟﻤﺎ ﻣﻀﻰ ﻓﺒﺎﺑﻪ ﺍﻟﻨﻘﻞ ﻛﺴﺨﻂٍ ﻭﺭﺿﺎ Berhijrah dari degradasi moral pada generasi yang ikhlas beramal. ﺑِﺒَﺬْﻝٍ ﻭَﺣِﻠْﻢٍ ﺳَﺎﺩَ ﻓِﻲ ﻗَﻮْﻣِﻪِ ﺍﻟْﻔَﺘَﻰ Seorang kader umat yang memiliki sikap kebijaksanaan dan dibarengi dengan murah hati kelak dia akan menjadi pemimpin di kaumnya. ﺻَﺎﺡِ ﺷَﻤِّﺮْ ﻭَﻻَ ﺗَﺰَﻝْ ﺫَﺍﻛِﺮَ ﺍﻟْﻤَﻮْ ﺕ ﻓَﻨِﺴْﻴَﺎﻧُﻪُ ﺿَﻠَﺎﻝٌ ﻣُﺒِﻴْﻦٌ Lupa akan akherat adalah kesesatan yang nyata. ﻻَ ﺃَﻗْﻌُﺪُ ﺍﻟﺠْﺒْﻦَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻬَﻴْﺠَﺎﺀِ ﻭَﻟَﻮْ ﺗَﻮَﺍﻟَﺖْ ﺯُﻣَﺮَ ﺍﻷَﻋْﺪَﺍﺀِ Aku tak akan mundur walaupun serangan bertubi-tubi dari musuh. wal khobarul juz’ul mutimmu faaidah kalloohu barrun wal’ayaadii syaahidah. Suatu mubtada pria pasti ingin sempurna dgn brsanding khobar wanita berfaidah makna amat di cinta Oleh Ahmad Anwar Nasihin Menghafal Alfiyah ibnu Malik itu tidak mudah jang… Siapapun orangnya, yang menghafal Kitab Alfiyah jangan merasa takabur atau sombong dengan hafalannya. Bisa jadi hafalannya hilang dan tidak akan selesai sampai akhir bait. Sampai ada slogan di pesantren untuk kalangan para santri pemuda yang hebat adalah pemuda yang mampu menghafal dan memahami Alfiyah. Santri putri akan lebih tertarik kepada santri putra yang mampu menghafal kitab Alfiyah 1000 Bait. Bahkan sebelum trending mahar hafalan qur’an, mahar hafal Alfiyah lebih trending lebih dulu di kalangan pesantren. Tetapi jangan salah. Tantangan kedua dalam menghafal Alfiyah adalah godaan perempuan. Biasanya santri belum hafal dan belum faham tiba tiba ia ingin menikah. Akhirnya santri itu keburu sibuk dengan urusan rumah tangganya. Perlu diketahui bahwa Ibnu Malik dengan isim karimnya Muhammad bin Abdullah bin Malik ath-Tha'i al-Jayyani atau lebih dikenal dengan isim laqobnya Ibnu Malik adalah seorang pemuda yang mampu mengarang Kitab Alfiyah dengan perpaduan sastra arab dan teori grametika bahasa Arab. Ini sangat keren sekali karena di usia muda ia mampu mencetuskan pemikiran teori Bahasa Arab melalui kitab Alfiyah, yang ia susun di negara yang bukan jazirah Arab yaitu Andalusia, Spanyol. Disebut Alfiyah, karena terdiri dari 1000 satar, adapun satar, adalah setengah bagian dari satu bait. Nadzom Alfiyah Ibnu Malik, sebuah karya yang sangat fenomenal, yang tidak akan pernah terhapus dalam khazanah intelektual pesantren, khususnya pesantren salaf. Kitab ini berisi kaidah-kaidah gramatika bahasa Arab, seputar nahwu shorof. Di antara keunikan dari kitab ini adalah penempatan kata-kata dan contoh dalam nadzom yang tidak sembarangan, melainkan mempunyai maksud dan isyaroh tersendiri kalam-kalam hikmah, falsafah dan nasihat hidup. Syaikhuna Kholil Bangkalan Madura—yang diyakini sebagai yang membawa dan mula mengajarkan Alfiyah-apabila ada pertanyaan dari masyarakat, baik itu masalah seputar ilmu fiqih ataupun permasalahan hidup lainnya, beliau sering menjawabnya dengan nadzhom bait Alfiyah yang penuh dengan filsafat. Suatu ketika, ada pertanyaan yang diajukan kepada Mbah Kholil mengenai bagaimana hukumnya jika satu desa terdapat dua sholat jumat? Maka beliau menjawabnya langsung dengan nadzhom Alfiyah وَفِى اخْتِيَارِ لَا يَجِيْئُ الْـمُنْفَصِلُ إِذَا اَتَى أَنْ يَجِيْئَ الْـمُتَّصِلُ “Dalam keadaan ikhtiar tidak sulit berkumpul, tidak boleh terpisah dengan melakukan jum’atan lebih dari satu, ketika berkumpul menjadi satu itu masih memungkinkan”. Di tangan yang hafal dan memahaminya, Alfiyah bukan sekedar rumus-rumus gramatika bahasa arab tetapi juga menjadi bait-bait yang berisi kebijaksanaan dan bahkan strategi. مَنْ تَبَحَّرَ فِى عِلْمٍ وَاحِدٍ تَبَحَّرَ جَمِيْعَ الْعُلُوْمِ “Barang siapa yang tabahur menguasai secara mendetail dan mendalam layaknya lautan terhadap suatu ilmu nahwu shorof, maka orang itu akan mampu tabahur pada semua ilmu”. Saya ketika di pesantren pernah mendengar guru saya membacakan Syair tentang pentingnya belajar ilmu nahwu من طلب العلوم بغير نحو كالعبور البحر بدون القارب “Jalma nyuprih elmuna teu make nahwu cara mentas laut teu make parahu” Ia tidak akan sampai kepada tujuannya, karena ia tidak menggunakan sarana atau alat untuk menyeberang lautan tersebut. Begitupun orang belajar ilmu tafsir dan hadits, ia tidak akan bisa mendalaminya apabila tidak belajar Ilmu nahwu dan shorofnya. Motivasi kepada para santri agar jangan kecil harapan dalam menuntut ilmu, ia harus tinggi dalam cita citanya dan rendah diri Tawadlu, dalam kehidupannya, seringkali dinukil dari bait فَارْفَعْ بِضَمِّ وَانْصِبَنْ فَتْحَا وَجُرّ كَسْرًا كَذِكْرُ اللهِ عَبْدَهُ يَسُرْ “Bercita-citalah setinggi langit, dan berteriaklah yang mulia, serta rendahkan hatimu. Insya Alloh dirimu akan mendapat kemudahan serta kebahagiaan dan mati dengan khusnul khotimah” Amin. Tantangan seberat apapun bisa dilewati dengan baik, apabila kita ada kemauan dan kesemangatan dalam mengkaji Kitab Alfiyah, karena biasanya orang yang hafal kitab Alfiyah akan mempunyai keunikan dan daya tarik tersendiri. Walaupun dia hidup di hutan belantara orang itu akan tetap dikenal dan diketahui oleh ratusan bahkan ribuan manusia. Ibarat intan berlian tenggelam di dalam lumpur, tetap akan kelihatan walapun sudah terkubur dengan lumpur. Inilah uniknya orang yang mempunyai pemahaman dan hafalan kitab Alfiyah. Tetapi hafal bait-bait alfiyah jangan kemudian sombong. Tentang hal ini, Ibnu Malik sudah mengingatkan dalam tambahan 2 bait di bagian mukadimah yang pada awalnya tidak masuk dalam rencana وهو بسبق حائز تفضيلا مستوجب ثنائي الجميلا Dan dia Imam Ibnu Mu’thiy memang lebih dahulu dan mendapatkan keunggulan. Dia juga pantas mendapatkan pujian legitimasi yang sangat baik dariku. والله يقضي بهبات وافرة لي وله في درجات الآخرة Semoga Allah memberikan anugerah yang sempurna untukku dan juga beliau dalam derajat yang tinggi di akhirat kelak. Dua bait di atas sengaja ditambahkan sebagai bentuk apresiasi kepada gurunya setalah pengalaman hilangnya hafalan Ibnu Malik karena merasa sudah mengungguli gurunya, sebagaimana dalam bait ke lima, bagian satar ke-sepuluh yang berbunyi وتَقتضِى رضًا بغير سخطٍ فائقةً ألفيّةً ابن معطى Dan kitab Alfiyah itu akan menarik keridhoan yang tanpa didasari kemarahan Dan kitab Alfiyah ini lebih unggul dari kitab Alfiyahnya Ibnu Mu’thiy. Begitulah, dalam kegelisahan karena mandeg, Ibnu Malik bermimpi bertemu gurunya yang kemudian membimbingnya melanjutkan bait-bait. Setelah terjaga, Ibnu Malik sadar lalu berziarah ke gurunya kemudian mengalirlah bait-bait Alfiyah sampai 1000 bait termasuk dua bait dalam muqodimah di atas. Terakhir, hafalan Alfiyah itu sendiri lebih cepat hilang dibanding al-Qu’ran apabila si penghafalnya berbuat maksiat. Dan juga orang yang hafal Alfiyah itu derajatnya akan tinggi dan selalu mendapatkan kemuliaan baik dari mahluk atau dari sang pencipta. Wallahu a’lam. Penulis adalah pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tarbiyah Liung Gunung Plered/ Katib Syuriah PCNU Purwakarta “Thalabul ilmi faridhatun ala kulli muslimin wa muslimatin”. “Uthlubul ilma minal mahdi ilal lahdi”.Dua hadis ini rasanya tidak asing lagi di telinga orang pesantren sebagai penuntut ilmu thalibul ilmi. Sejak madrasah ibtidaiyah MI dulu ustadz/ustadzah sudah mengenalkan dua hadits tersebut. Kalau masa sekarang mungkin sejak masa taman kanak-kanak TK sudah bagaimana cara kita untuk bisa mencapai derajat yang tinggi dalam mencari ilmu? Dalam hal ini, Ibnu Malik Al-Andalusi dalam kitab Alfiyah-nya mesdiskripsikan cara itu. Ada lima syarat yang bisa mengantarkan seseorang thalibul ilmi pada derajat yang tinggi. Lima point tersebut yang nantinya akan membedakan antara thalibul ilmi yang taat dan tidak. Hal itu beliau torehkan dalam bait syair Alfiyah-nya yang berbunyi “Bil jarri wat tanwini wan nida wa al wa musnadin lil ismi tamyizun hashal”Artinya, seorang thalibul ilmi harus mempunyai dan bersifat, pertama, jar. Dalam artian tunduk dan tawadduk terhadap semua perintah baik dari Allah SWT maupun pemerintah. Sesuai dengan apa yang difirmankan Allah swt. yang berbunyi, “athi’ullaha wa athi’ur rasul wa ulil amri minkum”. Kedua, tanwin. Artinya kemampuan baca niat yang tinggi mencari ridha Allah SWT. Dengan adanya kemauan yang tinggi seorang thalibul ilmi akan mencapai apa yang ia inginkan. Sesuai dengan apa yang di sabdakan nabi Muhammad saw. yang datangnya dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khattab bahwa nabi Muhammad saw. pernah bersabda yang bunyinya, “innamal a’malu binniyati, wa innama likullimriin ma nawa… al-Hadits”. Ketiga, nida’. Artinya dzikir. Setelah adanya niat yang baik untuk mencapai tempat yang layak di sisi Allah swt., seorang thalibul ilmi diharapkan berdzikir mengingat-Nya. Dengan ini, niat awal tidak akan menjadi ashi bis safar/fis safar. Keempat, al, yang berarti berfikir. Karena berfikir manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari makhluk Allah lainnya. Maka dari itu, setidaknya seseorang yang ingin menggapai sesuatu seyogyanya menggunakan akal pikirannya sebaik mungkin, dengan tidak menggunakannya pada jalan yang salah, tidak berpikiran licik. Tidak seperti apa yang jamak dilakukan para aktivis yang kadang menggunakan akal pikirannya untuk mengkorup uang bawahannya, instansi, dan sejenisnya. Kelima, musnad ilaih. Beramal nyata ikhlas. Cara yang kelima ini merupakan puncak dari semuanya. Dengan ikhlas semuanya akan gampang. Sekedar gambaran, dalam film “Kiamat Sudah Dekat”, dengan ikhlas Fandi Andre bisa mendapatkan Sarah Zazkia Adya Mecca dari Pak Haji Deddy Mizwar, ayah Sarah. Sejatinya lima konsep di atas tidak hanya untuk thalibul ilmi semata, akan tetapi lima konsep tersebut juga untuk merka yang ingin menjadi lebih baik dan lebih maju, termasuk para pemimpin kita yang berada dalam angka krisis. Abd. BasidAlumnus PP. Mambaul Ulum Bata-Bata, Pamekasan, Madura;tinggal di Probolinggo Di dalam dunia pesantren, kitab alfiyah tentu sangatlah masyhur dan fenomenal. Bagaimana tidak, kitab ini merupakan bahan ajar utama ilmu nahwu dan sharaf tingkat menengah ke atas. Maka tak heran kitab ini biasanya hanya akan dikaji oleh para santri senior yang telah menamatkan kitab-kitab dasar seperti jurumiyah, ilal, imrithi, dan selain membahas ilmu nahwu dan sharaf, ternyata kitab yang berbentuk nadzom-nadzom ini juga menyimpan banyak sekali makna tersirat di dalam bait-baitnya yang sangat berguna bagi kehidupan, khususnya bagi santri. Karena itulah di artikel ini kami telah mengumpulkan beberapa bait alfiyah tentang kehidupan bermanfaat ya!Oh ya bagi Anda yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai alfiyah bisa klik link iniTentang Kehidupan Tentang SantriTentang CintaPenutupPoin pertama yang akan dibahas oleh kami adalah mengenai bait alfiyah tentang kehidupan. Maksudnya adalah bait-bait ini nantinya akan memberi spirit dan motivasi yang sangat relate bagi kehidupan Anda di masa sekarang. Diantaranya adalahTeguh Pada Pendirian Dalam Setiap KeadaanDalam bait 58 Ibnu Malik menulisلِلرَّفْعِ وَالنَّصْبِ وَجَرِّ نَا صَلَحْ كَاعْرِفْ بِنَا فَإِنَّنَا نِلْنَا اْلمِنَحْArtinyaDlamir -na, baik untuk dhamir rafa’, nashab, jar tetap memakai lafadz -naSeperti ungkapan اعْرِفْ بِنَا فَإِنَّنَا نِلْنَا اْلمِنَاح kita telah memperoleh anugerah yang banyakMakna tersurat dari bait ini adalahBait ini adalah penjelasan bahwa نا bentuk muttashil dari نحن digunakan sebagai dhamir muttashil rafa’, nashab, jar, dengan tetap menggunakan redaksi kata –na. Maknanya نا tanpa perubahan dan berpegang teguh atas dirinya. Lain halnya dengan dhamir orang pertama misalnya, untuk muttashil rafa’-nya berupa تُ, sedangkan dalam nashab dan jar-nya menggunakan makna hikmah dari bait ini adalah jadilah seperti dhamir muttashil -na yang teguh pendirian dan pemahaman meski dalam keadaan apa pun. Meskipun dhomir lain senantiasa berubah bentuk sesuai keadannya, dia terap pada pendiriannya dan tidak terpengaruh oleh perubahan dan pengaruh aliran-aliran ini tentu sangat berharga, mengingat di zaman now ini banyak sekali orang yang tidak berprinsip dan tak tau arah. Mereka menjalani hidupnya seolah kehidupan itu hanya senda gurau belaka. Sehingga pada akhirnya mereka memilih untuk hidup bebas tanpa aturan agama dan membebek terhadap kebudayaan barat yang tentu hampir semuanya bersebrangan dengan MenyerahBerikutnya dalam bait 302 muallif menulisلاَ أَقْعُدُ الْجُبْنَ عَنِ الْهَيْجَاءِ وَلَوْ تَوَالَتْ زُمَرُ الأَعَدَاءِArtinyaTak akan aku berpangku tangan karena takut berperang, meskipun pasukan musuh datang yang satu ini merupakan bait terakhir yang ada di dalam bab maf’ul lah. Menerangkan bahwa mashdar atau kata kerja asal yang memenuhi syarat untuk menjadi maf’ul lah sama waktu dan pelaku dengan fiil yang dijelaskan alasannya bisa saja digunakan sebagai maf’ul lah dengan disertai alif maknanya sudah sangat jelas. Bait ini bagaikan sebuah moto dalam berjuang meraih tujuan. Meskipun lelah Tetap teguh meski ujian dan cobaan menghadang. Tak akan mundur meski hancur, tak kan gentar meski harus terkapar. Meski lelah menerpa jiwa, tekad dan semangat tak boleh padam begitu Dalam KehidupanSelanjutnya pada bait ke 289 tertulisوَقَدْ يَنُوْبُ عَنْهُ مَا عَلَيْهِ دَلّ كَجِدَّ كُلَّ الْجِدِّ وَافْرَحِ الْجَذَلْArtinya “Terkadang, ungkapan yang menunjukkan makna mashdar juga bisa menggantikan mashdar sebagai maf’ul muthlaq. Seperti,… Bersungguhlah dengan segala kesungguhan dan berbahagialah dengan segala kebahagiaan.Secara umum bait ini menjelaskan perluasan keterangan mengenai maf’ul muthlaq. Yang mana fungsinya dalam kalam adalah sebagai penguat, memperjelas jenis macam perbuatan, ataupun menjelaskan berapa kali perbuatan atau fi’il dikerjakan oleh Ibnu Malik memberi contoh dari maf’ul muthlaq yang maknanya sudah sangat jelas, sebagaimana yang sudah tertera pada bagian terjemah. Maknanya adalah saat usaha kita dalam menggapai tujuan dibarengi kesungguhan yang maksimal. Tatkala berhasil, kesuksesan itu akan membuahkan rasa bahagia yang berlipat dalam bahasa Indonesia, kutipan contoh bait di atas selaras dengan ungkapan “Berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.“Tentang SantriPoin berikutnya adalah bait alfiyah tentang kehidupan santri yang merupakan seorang tholabul ilmi. Diantara bait alfiyah yang berkaitan dengan kehidupan santri saat ini adalahSenang Berbuat BaikDalam potongan bait 127 Ibnu malik menulis… وَرَغْبَةٌ فِي الْخَيْر خَيْرٌ وَعَمَلْ بِرَ يَزِيْنُArtinya“Senang terhadap kebaikan adalah juga kebaikan. Perbuatan baik bisa menghiasi diri …”Secara umum Kalimat dalam potongan bait ke 127 tersebut adalah contoh dari isim nakirah yang dapat dijadikan sebagai mubtada. Penyebabnya adalah karena nakirah tersebut beramal menashabkan kata kata fi al-khair, secara posisi tarkibnya dalam mahal nashab. Sedangkan kalimat kedua adalah contoh nakirah yang di-idhafahkan kepada nakirah lain sehingga ia bisa dibuat sebagai makna tersirat dari bait di atas tadi seolah mengingatkan kita pada salah satu ungkapan dari Abu Darda, “Jadilah orang alim, atau pelajar, ataupun penggemar, ataupun pengikut. Jangan jadi yang ke lima, sehingga kau akan hancur.” Ditanyakan, “Apa yang kelima?” “Yaitu ahli bidah”.Makna bait tersebut, senanglah terhadap kebaikan, karena itu juga sudah termasuk kebaikan. Lebih baik lagi jika meningkat ke perbuatan baik yang tentu akan menghiasi pelakunya dan akan menjadi sebuah amal sholeh yang dapat menghantarkan kepada surganya Yang Bermanfaat dan IsitiqomahlahSelanjutnya dalam bait kedelapan sang mushonnif menulisكَلاَمُنَا لَفْظٌ مُفِيْدٌ كَاسْتَقِمْArtinya “Kalam menurut kami Ulama Nahwu adalah ucapan yang memberi faidah, seperti ungkapan Istikamahlah.”Bait ini menggambarkan definisi kalam atau ungkapan dalam kitab alfiyah ini dibuat sangat simpel namun memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu cukup dengan perkataan mufid. Secara sederhana, mufid adalah keadaan ungkapan yang membuat pendengar memahami atau mengerti apa isi ungkapan makna tersiratnya adalah sang muallif menyeru dan mengajak kita untuk berbicara tentang sesuatu yang memberi bermanfaat kepada pendengarnta. Selain itu pengambilan contoh dengan menggunakan kata istaqim seolah menjadi isyarat agar pembaca yang notabene kebanyakan merupakan para santri untuk tekun dan berdisiplin jika ingin mempelajari isi kitab CintaPoin selanjutnya adalah yang berkaitan dengan cinta. Ya bisa dikatakan banyak sekali lho bait di dalam alfiyah yang berkaitan dengan cinta. Bait-bait tersebut adalahMengutamakan Yang DekatPada bait 63, Ibnu Malik menulisوَفِي اخْتِيَارٍ لاَ يَجِيء الْمُنْفَصِلْ إذَا تَأَتَّى أنْ يَجِيء الْمُتَّصِلْArtinya Dalam kondisi normal tidak perlu mendatangkan dhamir munfashil. Selama masih bisa menggunakan dhamir umum bait ini memiliki makna tentang keutamaan menggunakan dhomir muttashil dibanding dengan dhomir muttashil. Pengaplikasian bait ini misalnya pada contoh ketika membuat maf’ul bih dari dhomir, maka pergunakanlah dhomir muttasil tersambung dengan fi’il.Nah dalam urusan cinta dan pernikahan bait di atas menyarankan kita untuk mencari pasangan dari lingkungan terdekat dan sepemikiran dengan kita. Seperti masih satu Sekolah, satu pesantren, satu kantor, satu desa, dan seterusnya. Alasannya jelas dan sederhana, yaitu karena kita lebih paham karakter mereka dari pergaulan setiap harinya dibandingkan dengan orang lain yang tinggalnya Long Distance Relationship LDRSelanjutnya pada bait ke-266 tertulis وَعُلْقَةٌ حَاصِلَةٌ بِتَابِعِ كَعُلْقَةٍ بِنَفْسِ الاِسْمِ الْوَاقِعِArtinyaPersambungan syaghil dan isim sabiq yang terjadi melalui dhamir yang dibawa kalimat pengikut tabi’ Mencukupi untuk menjadi penyambung. Sebagaimana dhamir penyambung yang ada di isim syaghil umum bait ini menjelaskan tentang istighal amil an al-ma’mul. Bab ini termasuk bagian yang rumit untuk dijelaskan. Dalam bait ini dapat diterangkan dengan memakai contoh kata Zaidan dharabtu ghulamahu si Zaid, saya pukul pembantunya.Kata ganti hu merupakan isim dhamir yang harus ada untuk menghubungkan amil dharabtu dengan zaidan sebagai isim sabiq yang semula adalah ma’mul. Keberadaan kata ganti penghubung itu boleh juga menempat pada kata yang menjadi sifat dari kata yang jadi ma’mul fiil. Contoh Zaidan dharabtu ghulaman yadhribuhu si Zaid, saya pukul pembantu yang memukul Zaid.Begitu pula dalam lika liku cinta, terkadang keadaan mengharuskan perpisahan sementara waktu. Bagi yang masih sekedar ikatan pranikah, tentu lebih sering menggunakan alat lain untuk berkomunikasi. Kemudian makna bait di atas untuk hubungan jarak jauh ldr ini adalah, cinta yang tersambung dengan perantara WA, FB, IG sama bermaknanya dengan kehadiran sepasang kekasih. Karena, hadirnya perantara sama indahnya dengan hadirnya sang sudah jelas mengenai bait alfiyah tentang kehidupan santri? Semoga dengan membaca ini Anda akan semangat dalam melakoni kehidupan dunia yang melenakan ini ya!Baca Juga25+ Kata-Kata Kangen Pondok Pesantren20 Kata-Kata Rindu Anak di Pesantren

bait alfiyah tentang pemuda